MPLS node - WordPress.com

Download Report

Transcript MPLS node - WordPress.com

Routing Protocol, ATM, Frame Relay,
MPLS
Routing Protocol
 menentukan arah pengiriman paket dengan bertukar info routing
 Teori yang digunakan
 OSPF ( Open Sorthest Path First ) adalah routing protokol yang secara
umum dapat digunakan untuk seluruh router lainnya yang mengadopsi
routing protocol OSPF.
 Media yang dapat meneruskan OSPF :




Broadcast Multiaccess
Point to Point
Point to Multi Point
NonBroadcast Multiaccess
 EIGRP ( Enhanched InteriorGateway Routing Protocol) adalah routing
protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut
sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa
digunakan sesama router cisco.
Broadcast Multiaccess
 media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN
seperti misalnya ethernet,FDDI, dan token ring.
 OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian
router-router neighbour-nya.
 akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai
Designated Router (DR) dan Backup Designated Router
(BDR).
Point to Point
 Digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router.
 kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat
Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router
yang perlu dijadikan sebagai neighbour.
 Dalam proses pencarian neighbour ini,router OSPF juga akan
melakukan pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya
menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters
224.0.0.5.
Point to Multipoint
 media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan.
 Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai
serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi
langsung ke perangkat utamanya.
Non Broadcast Multiaccess
 Media ini dapat menyediakan koneksi kebanyak tujuan, tidak
hanya ke satu titik saja.
PROSES OSPF
 Membentuk Adjacency Router
 Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
 Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
 Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
 Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
EIGRP
 EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay
untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute
 Konvergensi EIGRP lebih cepatdibandingkan dengan protocol
distance vector disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur
loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi
protocol distance vector melambat.
 kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary,
sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan
suatu fungsi yang disebut route redistribution dimana berfungsi
menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol
link state (OSPF dan EIGRP).
 EIGRP sering disebut juga hybriddistance-vector routing protocol,
karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang
digunakan, yaitu distance vector dan link state.
 EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi
jaringannya :
 Neighbor table
 Topology table
 Routing table
KELEBIHAN
OSPF
EIGRP
 Mudah dikonfigurasi semudah
 Speed of convergence
 Support for Variable Length
Subnet Mask (VLSM)
 Network size
 Path selection
 Grouping of members




RIP.
Summarization dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja..
EIGRP satu-satunya yang dapat
melakukan unequal load
balancing.
Kombinasi terbaik dari protokol
distance vector dan link state.
Mendukung multiple protokol
network (IP, IPX, dan lain-lain )
ATM
(Asynchronous Transfer Mode)
 ATM : suatu teknologi packet switching (virtual circuit)
berkecepatan tinggi yang dapat melayani semua jenis
layanan seperti suara, data, gambar, dan video dalam
suatu jaringan digital yang terintegrasi.
 ATM juga biasa disebut protokol jaringan yang berbasis
sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap.
 ATM juga mendukung komunikasi broadband
Karakteristik ATM
 Menggunakan paket yang pendek berukuran tetap (53 byte) yang disebut
sel ATM (48 byte digunakan sebagai byte informasi dan 5 byte sebagai
header)
 Mendukung berbagai jenis trafik
 Data, suara, gambar, video
 Mode real-time dan non real-time
 Transmisi secara connection oriented
 Memiliki kemampuan QoS (Quality of Service)
 Bandwidth on demand
 High speed network: 25 Mbps – 2,5 Gbps
 Switching via hardware
 Memiliki skalabilitas implementasi
 LAN, MAN, hingga WAN
Header pada ATM
 UNI (User to Network Interface) : menghubungkan antara
end sistem seperti host dan router atau dengan ATM switch
 Terdapat GFC (Generic Flow Control)
 NNI (Network to Network Interface) : menghubungkan
antara dua ATM switch
Deskripsi Beberapa Field pada
Header Sel ATM
 GFC (Generic Flow Control)
 VPI (Virtual Path Identifier)
 VCI (Virtual Channel Identifier)
 PT (Payload Type)
 CLP (Cell Loss Priority)
 HEC (Header Error Control)
Service-service pada ATM
 CBR (Constant Bit Rate) : mendukung aplikasi yang
membutuhkan kecepatan transmisi yang konsisten, contohnya
layanan telephony
 VBR (Variable Bit Rate) : untuk aplikasi yang kurang sensitif
terhadap variasi kecepatan, terbagi dua menjadi rt-VBR dan
nrt-VBR
 ABR (Available Bit Rate) : untuk aplikasi data yang
membutuhkan cell loss rendah
 UBR (Unspecified Bit Rate) : jenis layanan yang mempunyai
kemungkinan loss paling besar
Layer pada ATM
 Physical Layer
 ATM Layer
 AAL (ATM Adaptation Layer)
 Upper / Header Layer
Frame Relay
 Frame Relay adalah protokol WAN
yang beroperasi pada layer pertama dan
kedua dari model OSI (fisik dan data
link)
 cara mengirimkan informasi melalui
wide area network (WAN) yang
membagi informasi menjadi frame atau
paket
Fitur Frame Relay
 Kecepatan tinggi
 Bandwidth Dinamik
 Performansi yang baik/ Good
Performance
 Overhead yang rendah dan
kehandalah tinggi (High
Reliability)
Perangkat Frame Relay


DTE: Data Terminating
Equipment
DCE: Data Communication
Equipment
Virtual Circuit (VC) Frame Relay
 Switched Virtual Circuit
 Permanent Virtual Circuit
(SVC)
(PVC)
 koneksi sementara yang
 koneksi yang terbentuk untuk
digunakan ketika terjadi
transfer data antar perangkat
DTE melewati jaringan
Frame Relay
 4 status pd SVC :
 Call setup
 Data transfer
menghubungkan 2 peralatan
secara terus menerus tanpa
memperhitungkan apakah
sedang ada komunikasi data
yang terjadi di dalam sirkit
tersebut
 Status pada PVC :
 Idling
 Data transfer
 Call termination
 Idling
Struktur Frame Relay
 Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame
 Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R,
dan “Congestion control information”
 DLCI Value - menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit
pertama dari “Address field”/alamat.
 Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes.
 C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat
ini.
 Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian
(congestion) Frame Relay.
 Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi.
 FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
MPLS (multi-protocol label switching)
 arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk
memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan
routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket
 MPLS melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang
header MPLS
 Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label,
2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL
Pengertian MPLS
 Multiprotocol Label Switching (disingkat menjadi
MPLS) adalah teknologi penyampaian paket pada
jaringan backbone berkecepatan tinggi.
 Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari
sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched
yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya
 MPLS berada di antara lapisan kedua dan ketiga.
OSI
OSI sendiri merupakan
singkatan dari Open
System Interconnection.
Model ini disebut juga
dengan model "Model
tujuh lapis OSI" (OSI
seven layer model).
Application
Hosting
System
Management
Business Process
Consulting
System Integrator
Application
System
Storage
Managed
Security
Video
Conferencing
Enhanced
Data Services
Communication
IP Voice
LAN
Management
PBX/IP Centrex
Content
Delivery
Web Hosting
Disaster
Recovery
Metro Optical
Ethernet
Wireless
Data
Data Transport
TDM
Transport
IP VPN
Internet
Access
Managed IP Services
Service Provider
Network
Management
Hardware
Integration
Operation & Management
Transaction
Processing
Application
Development
Management &support
Application &
Outsourcing
Contoh Aplikasi per Layer OSI
Prinsip kerja MPLS
Qos POLICY
PAKET IN
Routing
Forwading
SIGNALLING
PAKET OUT
Prinsip kerja MPLS
 Menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan
kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3
 menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada
paket yang diteruskan
 Label dihasilkan oleh Label-Switching Router (LSR)
 Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana
paket harus dikirim
 Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP
(Label Switching Path).
MPLS di Hirarki Network
Komponen MPLS
 Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang






melalui satu atau
serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu
MPLS node ke MPLS node yang lain.
Label Switching Router : MPLS node yang mampu meneruskan paketpaket layer-3
MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER) : MPLS node yang
menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar
MPLS domain
MPLS Egress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat
meninggalkan MPLS domain
MPLS ingress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat akan
memasuki MPLS domain
MPLS label : merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header
MPLS node : node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai
control protokol yang akan meneruskan paket berdasarkan label.
VPN dengan MPLS
 Salah satu feature MPLS adalah kemampuan membentuk
tunnel atau virtual circuit yang melintasi networknya.
Kemampuan ini membuat MPLS berfungsi sebagai
platform alami untuk membangun virtual private network
(VPN).
 VPN yang dibangun dengan MPLS sangat berbeda
dengan VPN yang hanya dibangun berdasarkan teknologi
IP
 VPN pada MPLS lebih mirip dengan virtual circuit dari
FR atau ATM, yang dibangun dengan membentuk isolasi
trafik.
 Lapisan pengamanan tambahan seperti IPSec dapat
diaplikasikan untuk data security.
Keuntungan VPN MPLS
 Paket data dikirimkan berdasarkan kode-kode yang ada pada label. Tiap paket
data yang dikirim akan membawa sebuah label yang mengindentifikasikan
tujuannya.
 Memungkinkan untuk membuat konfigurasi mesh dalam jasa penyelenggara
telekomunikasi, tidak perlu dikonfigurasikan sendiri oleh pelanggan (Jaringan
cost-effective fully-mesh topologies)
 Tidak membutuhkan perangkat tambahan (seperti halnya IP Sec via Internet)
di sisi pelanggan – enskapsulation MPLS terjadi di dalam jaringan
penyelenggara
 Memungkinkan bundling value added services ke dalam MPLS-VPN
(Internet, voice dan data secara bersamaan).