misi kabupaten subang

Download Report

Transcript misi kabupaten subang

\
RANCANGAN RPJPD KABUPATEN
SUBANG 2025
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJPD
BERDASARKAN UU NO 25 THN 2004, UU NO 32 THN 2004
DAN SE MENDAGRI 050/2020/SJ TAHUN 2005 TTG
PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN RPJPD DAN RPJMD
UU No 25 Thn 2004
Pasal 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang ynag selanjutnya disebut RPJP adalah dokumen
perencanaan untuk periode 20 (dua puluh tahun)
Pasal 5
RPJP Daerah memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP
Nasional
Pasal 10
(2) Bapeda menyiapkan Rancangan RPJP Daerah
Pasal 11
(3) Bapeda menyelenggrakan Musrenbang Jangka Panjang Daerah
Pasal 12
(2) Bapeda menyusun Rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Panjang Daerah
Pasal 13
(2) RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
TATA CARA PENYUSUNAN RPJPD
(SE MENDAGRI TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RPJPD)
RANCANGAN
VISI DAN MISI
PREDIKSI KONDISI
UMUM DAERAH
GEOMORFOLOGI
DAN LINGK HIDUP
SOSIAL BUDAYA
& POLITIK
PRASARANA &
SARANA
PEMERINTAHAN
DLL
Rumusan Hsl
Kesepakatan
& kemitraan
TAHAP I
TAHAP 3
RANCANGAN AWAL
RPJPD
DEMOGRAFI
EKONOMI DAN
SDA
Saran,
tanggapan,
rekomendasi
stakehoders
Merumuskan
gambaran awal
- Visi
- Misi
- Arah pembangunan
Daerah
Rancangan Arah
Pembangunan
RTRW
TAHAP 2
Sosialisasi,
Konsultasi
Publik, dan
jaring asmara
Musrenbang
RPJPD
TAHAP 4
RANCANGAN
AKHIR
RPJPD
- Visi
- Misi
- Arah
Pembangunan
Daerah
Penetapan Perda
ttg RPJPD
Perda
ttg RPJPD
ALUR PIKIR PENYUSUNAN
RPJPD KABUPATEN SUBANG
KONDISI
(MINIMAL10 THN KE
BELAKANG
SEBELUM KRISIS
ANALISA
OUTPUT
PASCA KRISIS
PERMASALAHAN
GEOMORFOLOGI
DAN LINGK HIDUP
DEMOGRAFI
EKONOMI DAN
SDA
PREDIKSI
KEBERHASILAN
HARAPAN
PELUANG
CITA-CITA
ANCAMAN
SOSIAL BUDAYA
& POLITIK
PRASARANA &
SARANA
BERKESINAMBUNGAN,,TERARAH DAN TERUKUR
PEMERINTAHAN
TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
TAHAP IV
DLL
2005- 2009
2010- 2014
2014-2019
2020- 2025
CALON
KEPALA
DAERAH
VISI
MISI
ARAH
PEMBANGUNAN
RENSTRA
RPJMD
RPJMD
RPJMD
TANGGAPAN TERHADAP VISI
(HASIL MUSRENBANG RPJPD DI 22 KEC)
4.55%
SESUAI DGN RANCANGAN VISI
(12 KEC)
40.91%
54.55%
SESUAI DGN RANCANGAN VISI
TETAPI ADA PENAMBAHAN
REDAKSIONAL
(9 KEC)
USULAN BARU (1 KEC)
ANALISA MASING – MASING KONDISI
UMUM KAB. SUBANG
ASPEK DEMOGRAFI
ANALISA KEKUATAN
1. Peran KB sangat efektif dalam mengatur kelahiran yang berdampak pada pengaturan
komposisi umur penduduk dan lebih jauh lagi berperan dalam mewujudkan kelauarga
yang berkualitas
2. Rendahnya LPP Kabupaten Subang dibandingkan dengan Kabupaten lain di Jawa
Barat
ANALISA
KELEMAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
Tingkat perkawinan di bawah umur selama kurun waktu 12 tahun terakhir relatif
tinggi di atas 40 %, hal ini bila di biarkan akan menimbulkan LPP cenderung tinggi
serta permasalahan sosial baik munculnya KK Miskin baru atau meningkatnya
Wanita Rawan Sosial Ekonomi serta kasus kematian bayi
Kemiskinan yang tinggi harus mendapat perhatian serius terutama kemiskinan
struktural yang disebabkan oleh potensi yang sangat rendah baik SDM, modal
maupun sulitnya akses terhadap lapangan kerja secara permanen.
Tidak produktifnya tenaga kerja yang bergerak di sektor pertanian sebagai akibat
dari sektor pertanian masih tradisional belum mengarah pada peningkatan nilai
tambah produksi
Rendahnya keterampilan tenaga kerja Penduduk Kabupaten Subang
Perilaku diskriminatif orang tua/dunia usaha terhadap gender.
ANALISA PELUANG
1. Komitmen yang tinggi baik di tingkat Pemerintah Pusat, Propinsi maupun
stakehoder lainnya terhadap pengentasan permasalahan pengangguran dan
kemiskinan.
2. Komitmen yang tinggi baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Propinsi
dalam menekan ledakan jumlah penduduk
ANALISA ANCAMAN
1. Jumlah tenaga yang besar dan tidak produktif tidak sebanding dengan
kesempatan kerja yang dibutuhkan sebagai dampak belum kondusfinya iklim
investasi usaha.
2. Tingginya kesenjangan sosial yang diakibatkan rendahnya keterampilan kerja
penduduk Kabupaten Subang dibanding dengan Kabupaten lainnya.
ASPEK SOSIAL BUDAYA
ANALISA KEKUATAN
1.
Komitmen yang tinggi stakehoder di Kabupaten Subang terutama
pengentasan Wajar Dikdas yang tertuang dalam Keputusan Bupati
Nomor 421.2/207-BAP/2002 tentang Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten
Subang dan Instruksi Bupati Nomor IA/2004 tentang Pembentukan Pokja
Wajar Dikdas di tingkat kecamatan dan desa.
2.
Komitmen Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan Anggaran Belanja
kegiatan untuk bidang Pendidikan dalam APBD mendekati 20 %
Komitmen Pemerintah Daerah untuk memprioritskan urusan kesehatan
3.
ANALISA KELEMAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Permasalahan Sosial lainnya relatif tinggi seperti WTS, WRSE, Pengemis, dll
Masih fluktuatfnya Jumlah DO baik di tingkat SD, SMP dan SMA
Tingkat capaian Rata-Rata Lama Sekolah dan AMH yang cenderung
meningkat tetapi tidak signifikan terhadap pencapaian Indeks Pendidikan,
Akses layanan sekolah terhadap murid belum merata.
Masih kurangnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
Masih tingginya kasus penyakit-penyakit berbasis lingkungan.
ANALISA PELUANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komitmen yang tinggi Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap Pendidikan yang
termuat dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 31, Undang – Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 34 Tahun 1999 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Wajar Dikdas 9 Tahun di Jawa Barat.
Komitmen yang tinggi Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap Kesehatan yang
termuat dalam Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Pokjanal
Posyandu serta Adanya Sistim Kesehatan Nasional (SKN) dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Urusan Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Budaya menjadi urusan Wajib dalam
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
Pangsa Pasar Tenaga Kerja di Dalam dan Luar Negeri menuntut Persyaratan
Lulusan SLTA.
Kemudahan bagi pihak swasta untuk menyelenggarakan layanan pendidikan
formal, pendidikan non formal dan pendidikan informa
Terselenggaranya pelayanan kesehatan oleh sektor swasta.
ANALISA ANCAMAN
1.
Tingkat Kompetisi semakin tinggi akibat era globalisasi.
2.
Perilaku diskriminatif orang tua/dunia usaha terhadap gender.
3.
Kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak rendah terutama di
daerah pantura.
4.
Pengaruh budaya yang negatif sebagai dampak dari era globalisasi dan
informasi.
5.
Kemudahan untuk mendapat uang bagi anak usia sekolah di wilayah
pantura menjadi kontra produktif terhadap minat sekolah.
6.
Ditemukanya penderita penyakit HIV dan AIDS
ASPEK EKONOMI
ANALISA KEKUATAN
1.
2.
3.
4.
Tersedianya Sumber Daya Alam dan mineral yang potensial
Pembangunan ekonomi di Kabupaten Subang sesungguhnya berada pada
jalur yang diharapkan (On The Track) terbukti bahwa pada puncak Krisis
ekonomi di tahun 1997 dan 1998 LPE Kabupaten Subang (-7.7%) jauh di atas
LPE Propinsi yang terpuruk hingga -17.7 %.Dimana dari 9 sektor yang ada,
sektor Pertanian, Industri pengolahan dan restaurant cukup stabil dalam
memberikan kontribusi terhadap LPE
Jumlah KUKM dan Wisatawan Nusatantara yang cenderung meningkat
terutama pasca Krisis ekonomi
Ditetapkannya Zona Industri seluas 11.000 ha.
ANALISA KELEMAHAN
1. Tidak seimbangnya Kontribusi PDRB pertanian (38-42%) dengan tenaga kerja yang
digunakan (46%-58%) Telah disebutkan sebelumnya bahwa Sektor Pertanian
merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian daerah dari tahun 1993-2005
berkisar 38 – 42 %. Ha l ini tentu saja menjadi potensi yang menggembirakan, namun
bila dibandingkan dengan faktor input dalam hal ini tenaga kerja ada hal yang harus
menjadi perhatian serius karena tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja Tahun 1993-2005
yang berkisar 50-58 %, luas kepemilikan lahan yang hanya 0,3 ha dengan hasil PDRB
pertanian. Atau dengan kata lain bahwa sektor ini walaupun menjadi penyumbang
terbesar dalam perekonomian Subang tetapi sesuangguhnya tidak produktif. Bahkan
apabila tidak mendapat perhatian serius akan berpengaruh terhadap permasalahan
lainnya kemiskinan struktural, budaya yang kontradiktif terhadap pendidikan, dan
pengangguran terselubung.
2. Produk pertanian yang ada selama ini secara umum kurang bernilai tambah dan berdaya
saing
3. Kepemilikan lahan masyarakat petani rata-rata 0,3 ha.
4. Penerapan Teknologi masih Rendah.
5. Kualitas SDM masih rendah
6. Jumlah Keluarga Miskin yang cenderung mengkat
7. Tingginya Pengangguran.
8. Akses untuk mendapatkan modal sulit.
9. Peningkatan Sarana Pendukung Kepariwisataan mesih belum optimal
ANALISA PELUANG
1.
2.
3.
4.
Terbukanya Pasar Tenaga Kerja Luar Negeri.
Adanya Jejaring Agribisnis, Pariwisata dan Industri.
Rencana Pembangunan Jalan Tol
Adanya Lembaga Latihan Kerja dan Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi Tepat Guna.
ANALISA ANCAMAN
1. Standarisasi produk.
2. Era persaingan pasar bebas.
ASPEK SARANA PRASARANA
ANALISA KEKUATAN
1.
Komitemen yang tinggi stakeholder di Kabupaten Subang terhadap
penanganan infrastruktur wayah
2.
Dukungan anggaran yang selalu meningkat dan menjadi prioritas
utama dalam pembangunan
ANALISA KELEMAHAN
1.
1. Struktur tanah yang labil terutama di daerah
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sarana prasarana insfrastruktur
pantura
yang ada sebagai contoh para pengguna jalan yang melintasi jalan
menyebabkan
relatif
tinggi
Kabupaten, tidak mengindahkan
batasankerusakan
maksimumjalan
beban
jalan,
demikian
49terpelihara
%
juga terhadap sarana irigasimencapai
yang tidak
dengan baik.
Beban kendaraan
yang relatif
tinggi
2. Kondisi tanah yang labil2.terutama
di daerah pantura
menyebabkan
jalan
yang ada mudah mengalami
kerusakan
3.Kurangnya
kepedulian masyarakat terhadap
pengelolaan
3. Belum optimalnya mekanisme
dan penyediaan dana dalam pengelolaan
infrastrukturPengelolaan Infrastruktur
besar
dilakukan
irigasi akibatsebagian
hilangnya
organisasi
P3Aoleh
Mitra Cai
Pemerintah yang kemampuan pendanaannya masih terbatas. Dana
ANALISA ANCAMAN
Pemerintah untuk pengelolaan infrastruktur masih jauh lebih rendah dari
yang dibutuhkan. Dengan dana yang sangat terbatas tersebut, secara
umum pemerintah hanya dapat melakukan kegiatan operasi dan
pemeliharaan terhadap
yang
ada. Sedangkan kegiatan
1. infrastruktur
Standarisasi
produk.
pembangunan, peningkatan
rehabilitasi
infrastruktur
2. Eradan
persaingan
pasar
bebas. yang
membutuhkan dana relatif besar seringkali tertunda bahkan tidak dapat
terlaksana
4. Tingginya endapan Lumpur di saluran irigasi, kali pembuang dan di muara.
5. Kurang terpeliharanya saluran irigasi tersier bahkan tidak sedikit saluran
cacing hillang.
LANJUTAN ………………
6.
1. Struktur tanah yang labil terutama di daerah
cakupan pelayanan air bersih di Kabupaten Subang baru mencapai 75 % , sedangkan
pantura
untuk pelayanan air minum PDAM
sampai tahun 2005 baru mencapai 22.222 rumah
tangga dimana dari 22 kecamatan
baru 14 yang
terlayani dan
sisanya
menyebabkan
kerusakan
jalan
relatifbelum
tinggi
terlayaninya yakni kecamatan :mencapai
Tanjungsiang,
Cijambe, Cibogo, Cipeundeuy, Pabuaran,
49 %
Cikaum dan Legonkulon. Sedangkan untuk sarana listrik masih terdapat 5 kecamatan
2. Bebankurang
kendaraan
relatif tinggi
yang presentase jumlah konsumen
dari 50 yang
%. Kecamatan
tersebut secara
berurutan adalah Ciasem, 3.Kurangnya
Cikaum, Blanakan,
Cipunagara,
dan yang terkecil
kepedulian
masyarakat
terhadap
persentasenya adalah Kecamatan Legonkulon (25,81%).
pengelolaan
7.
Sarana penampungan sampah yang tersedia, kurang memadai dan tidak seimbang
irigasi
akibat sampah
hilangnya
organisasi
P3A Mitra Cai
dengan luas wilayah pelayanan
dan volume
yang
harus ditampung
ANALISA
ANCAMAN
8.
Masih
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan dan
keindahan Kota .
1. Standarisasi produk.
2. Era persaingan pasar bebas.
ANALISA PELUANG
1.
Adanya alternatif berbagai macam teknologi dalam penanganan jalan
2.
Adanya rencana pembangunan infrastruktur Jalan tol
3.
Adanya Kebijakan baru dalan penanganan irigasi melalui PKPI
ANALISA ANCAMAN
Masih adanya daerah yang potensial rawan bencana
DASAR PENENTUAN VISI
ANALISIS KONTRIBUSI THDP LPE
I
ada 3 sektor terbesar dan cukup tegar terhadap krisis ekonomi yakni Pertanian
(Agrobusines), Industri Pengolahan (Industri) dan Restauran (Pariwisata).
TAHUN
PERTANIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
RESTAURAN
1993
41.19 %
8.01 %
5.72 %
1994
41.46 %
7.94 %
5.85 %
1995
41.19 %
7.82 %
5.77 %
1996
40.56 %
7.67 %
5.71 %
1997
39.46 %
7.24 %
5.92 %
1998
41.88 %
5.63 %
6.23 %
1999
42.04 %
5.30 %
6.20 %
2000
41.47 %
5.24 %
5.98 %
2001
40.02 %
5.12 %
6.08 %
2002
39.13 %
4.97 %
5.90 %
2003
38.01 %
4.82 %
5.85 %
2004
34,01 %
13,67 %
6,61 %
2005
33,06 %
13,84 %
6,70 %
KEUNGGULAN LAINNYA
AGRIBISNIS :
(1)Agribisnis merupakan aktivitas ekonomi yang berbasis pada sumber daya lokal.
Karena akan membuka peluang untuk memunculkan sektor ekonomi yang
mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dalam konteks
regional nasional atau global.
(2)Agribisnis merupakan kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya hayati
yang dapat diperbaharui (renewable resources). Oleh karena itu diperlukan suatu
aktivitas ekonomi yang berbasis pada penggunaan sumber daya yang dapat
diperbaharui.
(3)Agribisnis merupakan kegiatan ekonomi yang dilibatkan aktivitas ekonomi
masyarakat mayoritas. Pembangunan ekonomi daerah otonom adalah pembangunan
yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat setempat.
Oleh karena itu pembangunan ekonomi di daerah otonom memerlukan keterlibatan
mayoritas masyarakat lokal.
(4)Agribisnis sebagai sektor ekonomi yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
yang meliputi pangan, serat dan papan. Produk-produk tersebut merupakan
kebutuhan dasar yang tidak akan pernah berkurang sejalan dengan perkembangan
penduduk.
(5)Agribisnis merupakan fondasi perkembangan ekonomi. Banyak negara yang
perekonomiannya berkembang menjadi negara maju diawali dengan perkembangan
sektor pertanian yang tangguh.
INDUSTRI
:
 Sektor Industri sangat berdampak pada penanggulangan pengangguran dan
kemiskinan karena memberi kesempatan peluang kerja bagi penduduk di
Kabupaten Subang
 Adanya peluang zona industri akan lebih termanfaatkan dengan rencana
pembangunan jalan tol di Kabupaten Subang
 Kecenderungan tingginya nilai produksi UKM di Kabupaten Subang sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 2 Perkembangan nilai produksi UKM di Kabupaten Subang
Tahun
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
Nilai Produksi
6,07 M
15,9 M
18,0 M
18.1 M
21,9 M
36,0 M
39,8 M
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Nilai Produksi
40,2 M
42,3 M
45,3 M
56,6 M
62,7 M
62,9 M
PARIWISATA
:
 Banyaknya potensi wisata alam yang memberikan peluang untuk di
kembangkan
 Relatif banyaknya kunjungan wisatawan Nusantara dan Wisatawan
Mancanegara ke Kabupaten Subang sebagaimana tabel di bawah ini :
Tahun
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Wisnu
804.025
1.206.184
1.737.987
1.806.738
1.893.235
1.298.697
1.888.388
2.663.213
Wisman
85.851
85.856
92.759
102.373
72.480
34.399
67.331
34.078
Tahun
2001
2002
2003
2004
Wisnu
3.020.969
3.320.000
3.860.665
4.558.965
Wisman
34.544
38.100
42.672
47.792
2
ANALISIS GROWTH AND SHARE
•SHARE
PERTANIAN
KONDISI MENURUN
PERDAGANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
RESTAURAN
JASA PEMERINTAHAN UMUM
KONDISI STABIL
•GROWTH
BANGUNAN DAN KONSTRUKSI
KONDISI RENDAH
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
KONDISI POTENSIAL
HASIL ANALISA GROWTH DAN SHARE
• KEGIATAN UTAMA (CORE BUSINES) YANG TERPILIH :
• PERDAGANGAN
STABIL
• (Sektor ini memiliki pertumbuhan di atas rata-rata dan memiliki kontribusi di atas rata-rata tetapi di bawah sektor
pertanian, hal ini disebabkan dalam kondisi krisis moneter ternyata usaha yang paling mudah dan menguntungkan
adalah perdagangan baik pedagang besar maupun eceran. Hal ini tercermin dari makin banyaknya toko modern,
toko, kios , warung. Hal ini tentu saja menjadi peluang manakala sektor pertanian dapat memanfatkannya secara
optimal. Misalnya bahwa hasil pertanian Subang dapat tersaji bukan hanya di pasar tradisional tetapi ditoko-toko
modern sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk itu sendiri. Dengan demikian perdagangan dan
sektor pertanian menjadi kekuatan yang tidak dapat terpisahkan dan saling menunjang.
• PERTANIAN
MENURUN
• (Hal Ini Disebabkan Sektor Ini Mengalami Kejenuhan Akibat Nilai Tambah Dan Daya Saing yang Kurang Tetapi
Memiliki Kontribusi Terbesar Dalam Pertumbuhan Perekonomian Daerah, sehingga tetap harus dipertahankan
danditingkatkan
Hal yang menyebabkan kejenuhan pada sektor pertanian/agribisnis adalah :
•Hasil secara makro dari sektor pertanian hanya menyumbangkan sekitar
38 % dari jumlah tenaga kerja yang mencapai 57.82 %
•Kepemilikan lahan hanya mencapai 0.31 ha dgn demikian tenaga kerja di
sektor pertanian kebanyakan hanya buruh tanu dan petani gurem
•Kesuburan tanah yang berkurang akibat pemanfaatan yang terus menerus
solusinya :
•Optimalisasi keterlibatan seluruh unsur pelaku bisnis dan seluruh unsur pemerintahan
daerah dalam penyusunan rencana pembangunan mulai dari pengadaan input
pertanian, para petani produsen produk primer, para pengolah hasil dan para
pemasar hasil pertanian
•Pentahapan yang jelas dan terarah mengenai tahapan pencapaian daerah
agribisnis yang nantinya akan dituangkan secara bertahap dalam arah kebijakan lima
tahunan dengan memperhatikan potensi kewilayahan.
•Transformasi lapangan kerja dengan menumbuhkan sentra sentra UKM di tiap
kecamatan yang memiliki nilai produk competitive dan comparativ
•INDUSTRI PENGOLAHAN
STABIL
Hal yang menyebabkan sempat turunnya industri pengolahan pada saat krisis
ekonomi adalah karena :
•Industri kecil dan menengah bahan baku nya tidak berasal dari alam / padat
modal dan terkena pengaruh kurs dollar
• RESTAURAN
STABIL
• (SEKTOR INI STABIL KARENA PERTUMBUHAN DI ATAS RATA-RATA DAN KONTRIBUSINYA DI ATAS RATARATA AKAN TETAPI PERLU DITINGKATKAN
• Peningkatan Sektor ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat walaupun sempat menurun pada
saat krisis tetapi meningkat kembali secara signifikan setelah krisis terjadi. Selain itu sektor ini sangat ditunjang oleh
potensi alam dan budaya di Kabupaten Subang yang cukup potensial untuk dikembangkan
KESIMPULAN 2
ANALISIS
•BERB
U
•DAYA
•RELIGI
•US
•PERTA
•NIAN
•(AGB)
•INDUS
TRI
•PENG
OLAHA
N
•PERTA
•NIAN
•(AGB)
•INDUS
TRI
•PENG
OLAHA
N
•PARIW
ISATA
•PARIW
ISATA
•COREBUSINES
/ KEGIATAN
UTAMA
•Hasil Analisis
Kontribusi
Terhadap LPE
•Hasil Analisis
Growth dan Share
•LINGKU
•NGAN
•PRASYARAT
•KEBERHASILAN
VISI
•GOTON
G
•ROYON
G
KESIMPULAN PEMILIHAN VISI
DARI BERBAGAI ALTERNATIF PILIHAN DARI HASIL MUSRENBANG RPJPD DI TINGKAT
KECAMATAN
Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah Agribisnis, Pariwisata dan
Industri yang Berwawasan Lingkungan dan Religius serta Berbudaya melalui
Pembangunan Berbasis Gotong Royong pada Tahun 2025
LANJUTAN ………….
SELAIN ITU DALAM VISI SUBANG, DITUANGKAN PULA PRASYARAT KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN YANG HARUS DILAKSANAKAN DALAM KURUN WAKTU 20 TAHUN
KE DEPAN DENGAN PENJELASAN SEBAGAI BERIKUT :
BERWAWASAN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN HARUS MEMPERHATIKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN MENGINGAT
SUMBER DAYA ALAM SIFATNYA TERBATAS. DENGAN DEMIKIAN RASIONALISASI
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM AKAN MENJAMIN KELANGSUNGAN
PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN.
BERBUDAYA
PEMBANGUNAN YANG DILAKSANAKAN HARUS MAMPU MENINGKATKAN KUALITAS
MASYARAKAT YANG BERBUDAYA SEBAGAI PRASYARAT KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN YAKNI MASYARAKAT YANG BEPENDIDIKAN, SEHAT, SEJAHTERA,
DEMOKRATIS, DAN MENJUNJUNG SUPREMASI HUKUM.
RELIGIUS
PEMBANGUNAN YANG DILAKSANAKAN HARUS MAMPU MENINGKATKAN
MASYARAKAT YANG AGAMIS SEBAGAI PENYEIMBANG ANTARA KEBUTUHAN
JASMANI DAN ROHANI
GOTONG ROYONG
POLA GOTONG ROYONG OLEH SEMUA PIHAK TERBUKTI AKAN SANGAT EFEKTIF
DALAM MENUNTASKAN PERMASALAHAN DI KABUPATEN SUBANG, SEHINGGA
MEMERCEPAT TERWUJUDNYA SUBANG YANG MAJU DAN SEJAHTERA.
MISI KABUPATEN SUBANG
1.
MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS
2.
MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN DAERAH YANG TANGGUH BERBASIS
AGRIBISNIS, PARIWISATA DAN INDUSTRI
3.
MEWUJUDKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG ASRI DAN LESTARI
4.
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
MISI 1 : MEWUJUDKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG BERKUALITAS
MISI DIJABARKAN KE DALAM ARAH PEMBANGUNAN YANG TERDIRI DARI
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN MISI I :
1. MEWUJUDKAN SDM YANG
2. MEWUJUDKAN SDM YANG
3. MEWUJUDKAN SDM YANG
MULIA
4. MEWUJUDKAN SDM YANG
DAN BERDAYA SAING
SEHAT
BERPENDIDIKAN
BERIMAN, BERTAQWA, DAN BERAKHLAK
BERBUDAYA, PRODUKTIF, MANDIRI, MAJU
TUJUAN 1 : MEWUJUDKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG SEHAT
INDIKASI KEBERHASILAN TUJUAN ADALAH : AHH DI TAHUN 2025
MENCAPAI 79,11 TAHUN DAN AKB 28 / 100- KH (KONDISI HARD ROCK)
ARTINYA KEMATIAN BAYI HANYA DISEBABKAN OLEH FAKTOR GENETIK
(ANGKA PROYEKSI RATA-RATA DARI TAHUN 1999-2006)
SASARAN :
1. MENINGKATNYA PELAYANAN KESEHATAN
- BANGUNAN PUSKESMAS BAIK : 100 %
- BANGUNAN PUSTU BAIK : 90 %
- BANGUNAN POLINDES BAIK : 80 %
- LAYANAN GAKIN : 100 %. DLL
2. MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN
- CAKUPAN JAMBAN KELUARGA : 90 %
- CAKUPAN PENGGUNAAN AIR BERSIH : 92 % DLL
3. MENINGKATNYA PERILAKU BUDAYA YANG MEMAHAMI KESEHATAN
- MASAYARAKAT BERSTANDAR PHBS : 80 % DLL
TUJUAN 2 : MEWUJUDKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG BERPENDIDIKAN
INDIKASI KEBERHASILAN TUJUAN ADALAH : SUBANG TELAH
MENUNTASKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN (SETINGKAT SMA) DIMANA
TAHUN 2025 RRLS MENCAPAI 12,56 DAN AMH MENCAPAI : 97,8 %
(ANGKA PROYEKSI RATA-RATA DARI TAHUN 1999-2006)
SASARAN :
1. MENINGKATNYA PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR
- DO SD, SMP DI TAHUN 2025 : 0 %
- BANGUNAN SD BAIK DAN SEDANG : 100 % SEJAK TAHUN 2008
- BANGUNAN SLTP BAIK DAN SEDANG : 100 % DI AKHIR RPJMD 2
2. MENINGKATNYA PELAYANAN PENDIDIKAN MENENGAH
- DO SLTA DI TAHUN 2025 : 0 %
- BANGUNAN SLTA BAIK DAN SEDANG : 100 % DI AKHIR RPJMD 2
- ADANYA BANGUNAN SMK DI TIAP KECAMATAN DI AKHIR RPJMD 2
- JUMLAH LULUSAN SMK YANG MASUK PASAR KERJA (2025) : 50 %
3. MENINGKATNYA KUALITAS TENAGA PENDIDIK DAN KESEJAHTERAAN
PENDIDIK
DLL
TUJUAN 3 : MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
BERIMAN, BERTAQWA DAN BERAKLAHK MULIA
INDIKASI KEBERHASILAN TUJUAN ADALAH : MENINGKATNYA KERUKUNAN
HIDUP UMAT BERAGAMA, SEHINGGA TERCIPT RASA SALING PERCAYA
TENGGANG RASA DAN HARMONIS
SASARAN :
1. MENINGKATNYA KERUKUNAN HIDUP UAMT BERAGAMA
2. MENINGKATNYA SDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN SQ, EQ DAN SCQ
TUJUAN 4 : MEWUJUDKAN SDM YANG BERBUDAYA, PRODUKTIF,
MANDIRI, MAJU DAN BERDAYA SAING
SASARAN :
1. MENINGKATNYA LPP
2. MNEKNGKATNYA KETERAMPILAN CALON TENAGA KERJA DAN TENAGA
KERJA
3. MENINGKATNYA KESTARAAN GENDER D BERBAGAI BIDANG
4. MENINGKATNYA KREATIFITAS PEMUDA DAN PRESTASI OLAH RAGA
MISI 2 : MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN DAERAH
YANG TANGGUH BERBASIS AGRIBISNIS,
PARIWISATA DAN INDUSTRI
TUJUAN MISI 2 :
1. MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH
2. MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DALAM RANGKA
MENDUKUNG AGRIBISNIS, PARIWISATA DAN INDUSTRI SERTA
PELAYANAN LAINNYA
3. MEMBUKA PELUANG SEBESAR-BESARNYA SEBAGAI KAWASAN YANG
MENARIK UNTUK INVESTASI
TUJUAN 1 : MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH
INDIKASI KEBERHASILAN TUJUAN ADALAH :
- MENUNURUNNA ANGKA KEMISKINAN DI TAHUN 2025 : 20 %
- MENUNURUNNA ANGKA PENGANGGURAN DI TAHUN 2025 : 20 RIBUAN
- MENINGKATNYA PDRB (ADHK) DI TAHUN 2025 : 422 TRILLIUN
- MENINGKATNYA PDRB PERKAPITA (ADHB) DI THN 2025 : 11 JUTA-AN
- MENINGKATNYA DAYA BELI DI TAHUN 2025 : 703 RIBUAN
SASARAN TUJUAN 1:
1. MENINGKATNYA USAHA
2. MENINGKATNYA USAHA
3. MENINGKATNYA USAHA
4. MENINGKATNYA USAHA
AGRIBISNIS
INDUSTRI
KEPARIWISATAAN
PEREKONOMIAN LAINNYA
MENINGKATNYA USAHA AGRIBISNIS
PADA PERIODE AKHIR RPJPD PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DIARAHKAN
PADA :
- KETAHANAN PANGAN SEMAKIN MANTAP
- MELUASNYA SENTRA-SENTRA PRODUKSI YANG MEMENUHI STANDAR
PASAR
- PEMANTAPAN PELUANG PASAR KE LUAR DAERAH
- PADA TAHAP INI PENGUSAHA SUDAH MAMPU SECARA MANDIRI
MELAKUKAN JARINGAN BISNIS YANG LUAS
- TRANSFORMASI TENAGA KERJA YANG KURANG PRODUKTIF (TERUTAMA
PERTANIAN) BERALIH SECARA PASTI KARENA DIDUKUNG KEMITRAAN
OLEH PENGUSAHA YANG TELAH MAJU.
MENINGKATNYA USAHA INDUSTRI
PADA PERIODE AKHIR RPJPD PENGEMBANGAN INDUSTRI DITANDAI
OLEH :
-
KONTRIBUSI INDUSTRI PDA PEREKONOMIN DAERAH LEBIH DARI 30
% (SESUAI KRITERIAN UNIDO-PBB)
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI YANG BERORIENTASI PASAR
NASIONAL BAHKAN EKSPOR SERTA MAMPU MENCIPTAKAN
KESEMPATAN KERJA DALAM JUMLAH BESAR.
MENINGKATNYA USAHA PARIWISATA
PADA PERIODE AKHIR RPJPD PENGEMBANGAN PARIWISATA DITANDAI
OLEH : PENINGKATAN KEUNGGULAN PARIWISATA MELALUI
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA YANG UNIK, TRADISOINAL DAN
MENCERMINKAN JATI DIRI KABUPATEN SUBANG YANG BERAKAR PADA
ALAM, SENI DAN BUDAYA. SERTA MELALUI PENINGKATAN KINERJA OBJEK
DAN DAYA TARIK WISATA YANG BERDAYA SAING DAN MEMANFAATKAN
SUMBER DAYA SECARA BERKELANJUTAN DAN BRWAWASAN LINGKUNGAN.
TUJUAN 2 : MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DALAM
RANGKA MENDUKUNG AGRIBISNIS, PARIWISATA DAN
INDUSTRI SERTA PELAYANAN LAINNYA
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DIARAHKAN SELAIN PENUNJANG
PEREKOOMIAN DAN PELAYANAN TETAPI JUGA DIHARAPKAN AKAN
MENDUKUNG CORE BUSINES LAINNYA DALAM HAL INI INDUSTRI
DAN PARIWISATA. UNTUK ITU SASARANNYA ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
1. JALAN DESA DENGAN KONDISI BAIK
2. JEMBATAN ANTAR DESA DENGAN KONDISI BAIK
3. JALAN KABUPATEN DENGAN KONDISI BAIK DAN SEDANG 92,18 %
4. JEMBATAN PADA RUAS JALAN KABUPATEN DENGAN KONDISI BAIK
100%
5. JALAN MENUJU OBYEK WISATA DENGAN KONDISI BAIK
6. JALAN MENUJU KAWASAN INDUSTRI IDEAL DENGAN KONDISI BAIK
7. CAKUPAN LAYANAN IRIGASI DENGAN KONDISI BAIK
8. CAKUPAN LAYANAN AIR BERSIH 92 %
9. CAKUPAN LAYANAN LISTRIK : 100 %
TUJUAN 3 : MEMBUKA PELUANG SEBESAR-BESARNYA SEBAGAI
KAWASAN YANG MENARIK UNTUK INVESTASI
IKLIM INVESTASI SEMAKIN MANTAP DAN TUMBUHNYA INDUSTRIINDUSTRI YANG MAMPU MENYERAP TENAGA KERJA DALAM JUMLAH
BANYAK
MISI 3 : MEWUJUDKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG ASRI DAN LESTARI
TUJUAN :
MENJAGA KELSETARIAN LINGKUNGAN DAN PEMANFAATAN RUANG YANG
SERASI DENGAN SASARAN :
•
MENURUNNYA LUAS LAHAN KRITIS
•
MITIGASI BENCANA ALAM
•
MENGENDALIKAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
•
MENINGKATNYA KESADARAN MASAYARAKAT UNTUK MENCINTAI
LINGKUNGAN
5. TERWUJUDNYA PEMANFAATAN RUANG YANG SERASI DENGAN
EKOSISTEMNYA SERTA MAMPU MEWADAHI PERKEMBANGAN WILAYAH
DAN AKTIFITAS PEREKONOMIANNYA :
TUJUAN 1. MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN
PEMANFAATAN RUANG YANG
SERASI DENGAN SASARAN
DITANDAI DENGAN SEMAKIN EFEKTIF DAN EFISIENNYA SISTEM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM, PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN
DAN PEMANFAATAN RUANG, MENINGKATNYA PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN, SEMAKIN
MANTAPNYA SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN,
SEMAKIN LENGKAPNYA SARANA PRASARANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
YANG MAMPU BERFUNGSI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN LINGKUNGAN,
MEMBAIKNYA UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN, MENINGKATNYA UPAYA PEMULIHAN KUALITAS
LINGKUNGAN, SEMAKIN MANTAPNYA UPAYA PENGURANGAN RESIKO
BENCANA ALAM, TETAP KONSISTENNYA PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN.
MISI 4 : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
TUJUAN :
MENINGKATKAN PELAYANAN APARATUR KEPADA MASYARAKAT DUTANDAI
DENGAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI SEMUA BIDANG SEMAKIN
MANTAP SEHINGGA KEPERCAYAAN MASYARAKAT SEMAKIN PULIH, APALAGI
DIDUKUNG KOMPETENSI APARATUR YANG SEMAKIN BISA DIHANDALKAN
MENGHADAPI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG URGEN DI MASYARAKAT.
TUJUAN TERSEBUT DI TEMPUH MELALUI SASARAN :
•MENINGKATNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENETAPAN
KEBIJAKAN YANG DIDUKUNG KONDISI POLITIK YANG DEMOKRATIS
BERBASIS ETIKA
2.MENINGKATNYA KEAMANAN DAN KETERTIBAN UMUM
3.MENINGKATNYA PENEGAKAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN HAM
4.MENINGKATNYA APARATUR YANG PROFESIONAL, RESPONSIF, BERDAYA
GUNA DAN TIDAK MELAKUKAN KKN
TAHAPAN PRORITAS DALAM RPJMD
KE-1-KE-4
ANALISIS GROWTH AND SHARE
•SHARE
PERTANIAN
KONDISI MENURUN
PERDAGANGAN
KONDISI STABIL
•GROWTH
INDUSTRI PENGOLAHAN
BANGUNAN DAN KONSTRUKSI
RESTAURAN
HOTEL
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
KEUANGAN DAN JASA PERUSAHAAN
KONDISI POTENSIAL
KONDISI RENDAH