paparan rektor_iain

Download Report

Transcript paparan rektor_iain

GENERASI BERENCANA:
MENUJU KELUARGA KECIL
BAHAGIA SEJAHTERA
(Perspektif Islam)
Oleh :
Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag
Rektor IAIN Raden Intan Lampung
Disampaikan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakedda)
Program Kependudukan dan KB Nasional
Bandar Lampung, 13 Maret 2014
1
MUKADDIMAH
• Sensus Penduduk Tahun 2010: Jumlah
penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa
dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
sebesar 1,49 % per tahun. Jika LDP ini tetap
bertahan hingga 2045 mendatang, maka
jumlah penduduk akan meledak menjadi
sekitar 450 juta jiwa. Hal ini berarti, selain
negara kita akan melampaui jumlah penduduk
Amerika, pada saat yang sama, satu dari 20
penduduk dunia adalah orang Indonesia.
2
• Jumlah penduduk remaja usia 10-24 tahun
2010 mencapai 64 juta jiwa atau sekitar 27,6
% dari total penduduk. Para remaja ini
mempunyai permasalahan yang sangat
kompleks seiring dengan masa transisi yang
dialaminya. Masalah yang menonjol di
kalangan remaja diantaranya adalah masalah
seksualitas (kehamilan tak diinginkan dan
aborsi), terinfeksi Penyakit Menular Seksual
(IMS), HIV dan AIDS, penyalahgunaan NAPZA
dan sebagainya.
3
• Pemerintah melalui BKKBN telah melaksanakan
dan mengembangkan program Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR)
yang diarahkan untuk mencapai Tegar Remaja
dalam rangka mewujudkan Kelurga Kecil Bahagia
dan Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja
yang menunda usia pernikahan, remaja yang
berprilaku sehat, terhindar dari resiko Triad KRR
(Seksualitas, NAPZA, dan HIV/AIDS), bercita-cita
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, serta
menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi
bagi teman sebayanya.
4
• Generasi Berencana (Genre) melalui program
PKBR akan dapat mencegah ledakan penduduk
Indonesia dimasa datang bilamana program PKBR
terus mendapat dukungan dan dilaksanakan oleh
dan untuk remaja itu sendiri. Hal ini sejalan dengan
teori yang mengatakan bahwa untuk menurunkan
Total Fertility Rate (TFR) ada dua faktor kunci yang
sangat mempengaruhinya dan perlu terus
ditingkatkan, yaitu pertama; usia kawin yang
dilakukan oleh remaja melalui Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP), dan kedua; kesertaan ber KB
dengan menggunakan alat kontrasepsi modern.
5
PRINSIP UMUM
(Kependudukan, Sumber Daya, dan
Pembangunan) dalam Islam
• Dalam akidah Islam, Allah telah menjamin sumber kehidupan
(rezeki) bagi manusia dan seluruh makhluk hidup dengan pola
tertentu.
َ ْ‫• َوإِنْ مِن‬
ٍ ‫ش ْي ٍء إِ اَّل عِ ْندَ َنا َخ َزائِ ُن ُه َو َما ُن َن ِّزلُ ُه إِ اَّل ِق َددَ ٍ َم ْلوُو‬
“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah
khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan
ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr/15: 21). Lihat juga Hud/11: 6, alAnkabut/29: 60).
• Sumber daya alam ini telah didesain sedemikian rupa untuk
kepentingan manusia.
ِ ‫الس َم َاوا‬
‫ض َجمِي ًلا ِم ْن ُه‬
ِ ْ َ‫ت َو َما فِي ْاْل‬
‫س اخ َ لَ ُك ْ َما فِي ا‬
َ ‫َو‬
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, daripada-Nya” (QS. Al-Jatsiyah/45: 13).
6
•
•
•
•
Allah menciptakan manusia dan kelangsungan keturunannya melalui
proses perkawinan/keluarga.
‫َو ا‬
‫اجا َو َج َلل َ لَ ُك ْ ِمنْ أَ ْز َوا ِج ُك ْ َقنِينَ َو َح َفدَ ًة َو َ َز َق ُك ْ مِنَ ا‬
ِ ‫الط ِّي َقا‬
‫ت‬
ً ‫َّللا ُ َج َلل َ لَ ُك ْ مِنْ أَ ْنفُسِ ُك ْ أَ ْز َو‬
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucucucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik” (QS. An-Nahl/16:
72).
Allah memerintahkan manusia untuk memakmurkan bumi
(membangun) dan bekerja keras meraih rezeki.
ً ُ ‫ض َذل‬
ُ ‫ام‬
‫شوا فِي َم َناك ِِق َها َو ُكوُوا مِنْ ِ ْزقِ ِه‬
ْ ‫وَّل َف‬
َ ْ َ‫ه َُو الاذِي َج َلل َ لَ ُك ُ ْاْل‬
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezki-Nya” (QS. Al-Mulk/67: 15).
Kemakmuran pembangunan terealisir jika terbangun sinergi apik
antara SDM dan SDA.
Allah menetapkan cinta pada anak dan kekayaan sebagai nilai fitriah
yang mendorong manusia untuk meraihnya.
7
PRINSIP HUKUM ISLAM
• Islam adalah agama rahmah yang sesuai dengan fitrah
manusia (QS. Al-Anbiya’/21:107); ‘mudah, memberi
kemudahan, dan tidak membebani (QS. Al-Baqarah/2:
185, Al-Mu’minun/23:78, An-Nisa’/4:28).
• Hukum/syariat Islam menjunjung tinggi ‘maslahat’
dengan lima prinsip vital yang harus dipelihara (adhdharurat al-khams) atau maqashid asy-syariah: Agama
(ad-din), jiwa (an-nafs), akal (al-’aql), keturunan (annasl), dan harta (al-mal).
• Syariat Islam menafikan segala bentuk ‘dharar dan
dhirar (bahaya/membahayakan) dalam praktik
kehidupan.
8
Konsep Keluarga Sejahtera
1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami, isteri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya.
2. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi,
selaras, dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
9
3. Keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui (a) pendewasaan usia
perkawinan, (b) pengaturan kelahiran, (c)
pembinaan ketahanan keluarga, dan (d)
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.
(PP 21/1994 tentang Penyelenggaraan
Keluarga Sejahter)
10
Paradigma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera dalam Islam
َ ‫• َو ْل َي ْخ‬
ْ ‫ش الاذِينَ لَ ْو َت َ ُكوا مِنْ َخ ْوفِ ِه ْ ُذ ِّ اي ًة ضِ َلا ًفا َخافُوا َعوَ ْي ِه‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka.” (QS.
An-Nisa’ (4): 9).
‫َّللا‬
ِ ‫• َك ْ مِنْ فِ َئ ٍة َقوِيوَ ٍة َغوَ َق ْت فِ َئ ًة َكثِي َ ًة ِقإِ ْذ ِن ا‬
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah” (QS.
Al-Baqarah (2): 249).
ُ ‫قُلْ ََّل َي ْس َت ِوي ا ْل َخ ِق‬
ِ ‫ب َولَ ْو أَ ْع َج َق َك َك ْث َ ةُ ا ْل َخ ِقي‬
‫ث‬
ُ ‫يث َوال اط ِّي‬
• “Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu’.” (QS.
Al-Ma’idah (5): 100.
11
• “Hampir datang suatu masa di mana umat-umat
mengepung kalian (untuk menghabisi kalian) seperti
orang-orang yang kelaparan mengerubuti nampan
penuh berisi makanan”. Para shahabat bertanya,
“Apakah kala itu jumlah kami minoritas, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak. Kala itu kalian
banyak, namun seperti buih di lautan. Allah mencabut
rasa takut di hati musuh-musuh terhadap kalian, dan
menimpakan wahn di dalam hati kalian.” Para
shahabat bertanya, “Apa itu wahn?” Beliau menjawab,
“Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud).
‫يف‬
‫َّللا ِم َن ْال ُم ْؤ ِم ِن ال ه‬
ِ ‫ض ِع‬
ِ ‫ْالم ُْؤ ِمنُ ْال َق ِوىُّ َخ ْي ٌر َوأَ َحبُّ إِلَى ه‬
• “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
Allah daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim).
12
KB dalam Perspektif Islam
• KB dalam bahasa Arab diistilahkan dengan
“tanzhim an-nasl” atau “tanzhim al-usrah” (family
planning).
• Majma’ al-Fiqh al-Islami (Lembaga Fikih Islam
Dunia) mendefinisikan KB: Kesepakatan
pasangan suami-isteri untuk menggunakan
sarana dan mekanisme pengatur kelahiran yang
legal dan aman karena pertimbangan kesehatan,
sosial, atau ekonomi dalam kerangka tanggung
jawab terhadap kualitas anak dan pribadi mereka.
(Majalah Majma’ al-Fiqh al-Islami, Vol. 5/1988, h.
616. Lihat juga Masyfuk Zuhdi, 1997: 54).
13
• Tidak ada teks al-Quran maupun hadis
yang secara eksplisit yang melarang
atau memerintahkan KB. Jadi,
hukumnya dikembalikan pada prinsip
dasar bahwa sesuatu diperbolehkan
selama tidak ada dalil yang
melarangnya.
‫اال صل فى األشياء االباحة حتى يدل على الدليل على‬
‫تحريمها‬
14
Ada sejumlah ayat dan hadis yang secara implisit membolehkan
ber-KB dengan alasan justifikatif:
1) Menghawatirkan keselamatan jiwa ibu dan anak.
(195 : ‫وال تلقوا بأيديكم إلى التهلكة )البقرة‬
“
Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.
2) Menghawatirkan keselamatan agama (murtad dan tindak
kriminalitas), akibat kesulitan ekonomi, merujuk hadis Nabi:
‫كادا الفقر أن يكون كفرا‬
“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.
3) Menghawatirkan kesehatan ibu/anak atau perawatan anakanak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat.
]233:‫ضاره َوالِدَ ةٌ ِب َولَ ِد َها َو َال َم ْولُو ٌد لَ ُه ِب َولَ ِد ِه [البقرة‬
َ ‫َال ُت‬
“Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya
dan seorang ayah karena anaknya”
‫ض ِّي َع َمنْ َي ُل ْول‬
َ ‫ َك َفى ِقا ْل َم ْ ِء إِ ْث ًما ً أَنْ ُي‬l
“Cukuplah seseorang berdosa jika ia menelantarkan orang yang
ditanggungnya (anak/isterinya).”
15
• Pada konteks ini, ber-KB berarti
kesepakatan pasangan untuk
menggunakan sarana yang bisa
menjamin jarak aman kehamilan
(Optimum Birth Spacing Interval) atau
mencegah kehamilan dalam rentang
waktu tertentu, dengan visi kualitatif,
sehingga mereka mampu merawat dan
mendidik anak-anak mereka mjd
generasi berkualitas, tanpa kesulitan,
kepayahan, dan risiko.
16
• Sebagai program pemerintah, KB berarti
perencanaan yang sahih dan syar’i agar
pasangan memiliki jumlah anak tertentu yang
menyesuaikan kemampuan mereka dalam
mendidik anak di satu sisi, dan potensi
ketersediaan sarana hidup yang layak di
tengah lingkungan masyarakat di sisi lain.
• Syar’i berarti tidak menggunakan mekanisme
yang terbukti atau terindikasi kuat haram
dengan cara merubah/merusak organ tubuh,
seperti aborsi, vasektomi, dan tubektomi,
karena bertentangan dengan tujuan
perkawinan (menghasilkan keturunan).
17
ISLAM & ISU KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
• Sehat menurut WHO: Suatu keadaan sejahtera secara
fisik, mental dan sosial. Artinya, sehat tidak hanya
suatu keadaan terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Artinya seseorang yang sehat tidak menglami keluhan
fisik, tapi juga merasa terbebas dari tekanan
psikologis dan bisa berinteraksi dan berperan secara
sosial dengan lingkungannya.
• Kespro dalah keadaan sejahtera secara fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan
prosesnya.
18
oleh
ISLAM BICARA TENTANG KESPRO
Menstruasi (Qs. Al Baqarah [2]: 222)
Proses kejadian manusia (Qs. [32]: 8-9)
Fase hamil & menyusui (Qs. Luqman [31]: 14)
Larangan berhubungan seks di luar nikah (Qs. An
Nur [24]: 33)
Hadis nabi pun banyak bicara mengenai:
Persetubuhan, Onani, Sodomi, dan Penjarakan
kehamilan
Konkretisasi dari misi kemaslahatan yang diemban
Islam; hifdz an-nafs dan hifdz an-nasl
19
Prinsip2 Kespro dalam Islam
1) Al-Quran menetapkan salah satu tolok ukur kesalehan adalah
menjaga kehormatan (menjaga alat-alat reproduksi). Hal ini
sama-sama ditekankan kepada lelaki maupun perempuan.
ِ ‫ت َوا ْل َدانِتِينَ َوا ْل َدانِ َتا‬
ِ ‫ت َوا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ َوا ْل ُم ْؤ ِم َنا‬
ِ ‫إِنا ا ْل ُم ْسوِمِينَ َوا ْل ُم ْسوِ َما‬
‫ت‬
ِ ‫ت َوا ْل َخاشِ لِينَ َوا ْل َخاشِ َلا‬
ِ ‫اق َ ا‬
ِ ‫صا ِد َقا‬
‫ت‬
‫اق ِ ينَ َوال ا‬
‫ت َوال ا‬
‫الصا ِدقِينَ َوال ا‬
‫َو ا‬
ِ ‫ص‬
ِ ‫ص‬
ِ ‫صائِ َما‬
ِ ‫ص ِّد َقا‬
َ ُ ُ‫ت َوا ْل َحافِظِ ينَ ف‬
‫صائِ ِمينَ َوال ا‬
‫ت َوال ا‬
َ ‫ص ِّدقِينَ َوا ْل ُم َت‬
َ ‫َوا ْل ُم َت‬
ْ ‫وج ُه‬
‫ت أَ َعدا ا‬
ِ ‫َّللا َكثِي ً ا َوال اذا ِك َ ا‬
ِ ‫َوا ْل َحافِ َظا‬
‫َّللاُ لَ ُه ْ َم ْغفِ َ ًة َوأَ ْج ً ا َعظِ ي ًما‬
َ ‫ت َوال اذا ِك ِ ينَ ا‬
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar“.
20
(QS.Al-Ahzab/33:35)
2) Islam telah menetapkan standar pemeliharaan
kesehatan reproduksi remaja, melalui prosedur:
Pertama, menjaga kebersihan sebagai fitrah dan
barometer keimanan (termasuk alat reproduksi).
Kedua, menghindari berkhalwat. “Janganlah sekalikali seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang
perempuan di tempat yang sepi kecuali ada mahram
baginya”. (HR. Bukhari). Larangan tersebut adalah
tindakan preventif (pencegahan) agar terhindar dari
perzinahan atau kerentanan atas tindakan kekerasan
seksual lainnya; misalnya pelecehan seksual atau
kekerasan dalam masa pacaran (dating rape).
21
Ketiga, menikah jika sudah siap dan mampu secara
fisik dan mental. Allah berfirman:
‫احا َح اتى ُي ْغنِ َي ُه ُ ا‬
ِ ِ‫َو ْل َي ْس َت ْلف‬
‫ضوِ ِه‬
ْ ‫َّللاُ مِنْ َف‬
ً ‫ف الاذِينَ ََّل َي ِجدُونَ نِ َك‬
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesuciannya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya.” (QS. An-Nur/24: 33).
Rasulullah saw. bersabda:
‫ش َ ال ا‬
َ ‫َيا َم ْل‬
ِ ‫ش َقا‬
ُ‫صن‬
َ ‫ َوأَ ْح‬، ِ ‫ص‬
َ ‫ض لِ ْو َق‬
ُّ ‫ َفإِ ان ُه أَ َغ‬، ‫اع ا ْل َقا َء َة َف ْو َي َت َز او ْج‬
َ ‫اس َت َط‬
ْ ‫ب َم ِن‬
‫ َفإِ ان ُه لَ ُه ِو َجا ٌء‬، ِ ‫الص ْو‬
‫ َو َمنْ لَ ْ َي ْس َتطِ ْع َف َلوَ ْي ِه ِق ا‬، ‫ج‬
ِ ْ ‫لِ ْو َف‬
“Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian
berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu
lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji
(kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat
membentengi dirinya.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
22
Keempat, melakukan hubungan seksual dengan persetujuan
pasangan (suami atau isteri). Perlu disadari, hubungan seksual
dalam pernikahan harus menjadi kerelaan suami dan isteri.
Jangan sampai ada pihak yang merasa dipaksa melakukannya,
sehingga terjadi ‘perkosaan’ dalam hubungan perkawinan
(marital rape) dengan alasan apapun. Sebab Islam telah
mengajarkan berlaku santun kepada pasangan (mu’asyarah bil
ma’ruf).
‫ضوُو ُهنا لِ َت ْذ َه ُقوا‬
ُ ‫سا َء َك ْ هًا َو ََّل َت ْل‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الاذِينَ آ َم ُنوا ََّل َي ِحل ُّ لَ ُك ْ أَنْ َت ِ ُثوا ال ِّن‬
َ ‫ض َما آ َت ْي ُت ُموهُنا إِ اَّل أَنْ َيأْتِينَ ِق َفا ِح‬
ِ‫ش ٍة ُم َق ِّي َن ٍة َو َعاشِ ُ وهُنا ِقا ْل َم ْل ُ وف‬
ِ ‫ِق َق ْل‬
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali
bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata . Dan
bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa’/4: 19).
23
Kelima, menjauhi perilaku berganti-ganti pasangan.
Berganti-ganti pasangan, adalah satu perilaku yang
sangat rentan menularkan Penyakit Menular Seksual
(PMS). Larangan ini disebutkan dalam firman Allah,
“Dan janganlah kamu mendekati zina karena ia adalah
perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan”.
(QS. Al-Isra’/17: 32).
Sering gonta-ganti pasangan baik dengan cara ‘jajan,
perselingkuhan, kawin-cerai, maupun poligami, dapat
berdampak pada terjadinya penyakit menular seksual
baik kepada laki-laki maupun perempuan. Sementara
perempuan sendiri lebih berisiko tertular karena
bentuk alat reproduksinya bersifat lebih terbuka
sehingga rentan tertular PMS, termasuk oleh
suaminya sendiri.
24
• Ketujuh, menggunakan alat kontrasepsi (KB). Dengan
menggunakan alat kontrasepsi ini perempuan bisa
mengatur kehamilannya. Sebab jarak kehamilan yang
terlalu dekat akan berdampak negatif terhadap
kesehatan alat reproduksinya.
Dalam hal ini perlu diingat, tidak semua alat
kontrasepsi cocok bagi tubuh akseptor. Sebab itu,
akseptor, terutama perempuan berhak mendapat
informasi yang benar terhadap layanan KB ini.
25
SUMBER PUSTAKA
• BKKBN, Pembangunan Keluarga Sejahtera di
Indonesia: Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1992 dan
GBHN 1993, Jakarta: BKKBN, 1994.
• Saad Gamal ar-Ris, “an-Nasl Hifzhuhu, wa
Tanzhimuhu: Dirasah Fiqhiyyah Muqaranah”, Tesis,
Jurusan Fiqh Muqarin Univ. al-Azhar, 1433/2012.
• Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah. Jakarta:
PT Toko Gunung Agung, 1997.
• Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan
Reproduksi di Indonesia, Jakarta: Kementerian
Negara Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, dll 2005.
26
27
TERIMA KASIH
Wallahu a’lam!
Semoga bermanfaat!
28