Pendidikan Berkelanjutan Dayeuh Kolot 26112011.ppt

Download Report

Transcript Pendidikan Berkelanjutan Dayeuh Kolot 26112011.ppt

Disampaikan pada :
Kegiatan MGMP di SMP Negeri 1 Dayeuhkolot
Sabtu, 26 November 2011
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
Oleh:
Tarunasena
UU No. 14/2005 (UUGD)
• Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
• Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran.
• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
• Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007
tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan,
maka diperlukan rambu-rambu bimbingan teknis
bagi guru untuk pengembangan profesionalisme
yang berkelanjutan.
GURU SEBAGAI TENAGA
PROFESIONAL
berarti
Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik sesuai dengan persyaratan untuk
setiap jenis dan pendidikan tertentu
Syarat menjadi GURU
Guru wajib memiliki:
• Kualifikasi akademik
• Kompetensi
• Sertifikat pendidik
• Sehat jasmani & rohani
• Kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional
Kompetensi Guru sebagai
Agen Pembelajaran
• Kompetensi Pedagogik
• Kompetensi Kepribadian
• Kompetensi Sosial
• Kompetensi Profesional
Kompetensi Pedagogik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar
Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Kompetensi Kepribadian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mantap
Berakhlak mulia
Arif dan bijaksana
Berwibawa
Stabil
Dewasa
Jujur
Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
Kompetensi Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang
tua/wali peserta didik
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku
Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan
Kompetensi Profesional
•
Kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content
knowledge)  penguasaan:
1.
Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok
mata pelajaran yang diampu
2.
Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu
KUALIFIKASI AKADEMIK GURU
• 1. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
• Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan, minimum D-IV atau
sarjana S1 program studi yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
• 2. Kualifikasi Akademik guru melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi akademik
yang dipersyaratkan untuk diangkat sebagai guru
dalam bidang khusus
yang sangat diperlukan tetapi belum
dikembangkan diperguruan tinggi dapat
diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
Uji kelayakan dan kesetaraan bagi
seorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah
dilakuakan oleh perguruan tinggi yang
diberi wewenang untuk melaksanakannya.
Program pendidikan profesi guru yang
bermutu memungkinkan lulusannya:
– Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan
standar yang berlaku.
– Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip
keilmuan dan teknologi dalam memberikan layanan
seorang ahli.
– Mematuhi kode etik profesi guru yang memintanya
bertindak sesuai norma kepatutan.
– Bekerja dengan penuh dedikasi.
lanjutan
– Membuat keputusan secara mandiri maupun secara
bersama.
– Menunjukkan akuntabilitas kinerjanya kepada pihakpihak terkait.
– Bekerja sama dengan sejawat dan pihak lain yang
relevan.
– Secara berkesinambungan mengembangkan diri baik
secara mandiri maupun melalui asosiasi profesi.
PembentukanKompetensiGuru
• Agar calon guru mampu melakukan hal-hal
tersebut, diperlukan bukan saja persiapan yang
bersifat akademik, namun juga pengalaman
intensif dalam menerapkan prinsipprinsip
akademik tersebut dalam situasi nyata di sekolah.
• Kompetensi guru merupakan sesuatu yang utuh,
sehingga proses pembentukannya tidak bisa
dilakukan secara instan, karena guru merupakan
profesi yang akan menghadapi individu-individu,
yakni pribadi unik yang mempunyai potensi
untuk tumbuh dan berkembang.
lanjutan
• Pembentukan kompetensi guru merupakan
kegiatan pengkajian, latihan, dan pembiasaan,
yang memerlukan kecakapan mengambil
keputusan dalam situasi transaksional.
KerangkaKurikulumPendidikanProfesiGuru
• Sebagaimana dikemukakan pada landasan
konseptual di depan dan yang tertuang dalam
Pasal 1 (13) PP No. 19/2005 tentang SNP,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
• Pasal 9 PP No. 19/2005 tentang SNP
mengemukakan bahwa kerangka dasar dan
struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan sendiri untuk setiap program
studi.
• Dengan demikian masing-masing LPTK yang
akan menyelenggarakan Program Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dapat menyusun sendiri
kurikulumnya, baik kurikulum PPG pasca S-1
Kependidikan maupun Kurikulum PPG pasca S1/D-IV Non Kependidikan.
• Walaupun demikian sebaiknyaLPTK
penyelenggara melakukan kerjasama dalam
pengembangan kurikulum dengan difasilitasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dengan
kerjasama ini diharapkan terwujudnya kurikulum
PPG yang setara dalam menjaga mutu LPTK
penyelenggara, dan akan memudahkan
mahasiswa pindah dari satu PPG ke PPG
lainnya serta memudahkan dalam penilaian jika
terjadi mobilitas guru dari satu daerah ke daerah
lain.
• Dalam menyusun kurikulum program PPG perlu
diperhatikan kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 UU No.14/2005
tentang Guru dan Dosen, yakni kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui program pendidikan profesi.
• Namun demikian pengelompokan kompetensi
ini tidak dapat dijadikan sebagai pengelompokan
mata kuliah, oleh karena kompetensi ini
merupakan hasil akhir dari proses pendidikan,
dan kompetensikompetensi itu dapat
tertampung dalam beberapa matakuliah,
misalnya mata kuliah Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
dan Bahasa Inggris dapat menampung
kompetensi kepribadian dan sosial.
• Dengan demikian dalam penyusunan kurikulum
program PPG kompetensi yang ingin dicapai
dapat disederhanakan menjadi kompetensi
akademik, dan kompetensi profesional.
• Kompetensi akademik adalah seluruh bekal yang
bersifat basis keilmuan dari kegiatan mendidik
yang akan diaplikasikan secara otentik dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan di lapangan.
• Kompetensi profesional adalah seluruh
kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip
keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang
memiliki struktur, yang terdiri atas orientasi,
latihan terbimbing, latihan mandiri, mengatasi
masalah-masalah belajar siswa, dan berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan non mengajar yang
terjadi di sekolah.
• Sebelum menetapkan kurikulum yang akan
diberlakukan untuk program PPG, perlu
dianalisa terlebih dahulu apa saja kompetensi
yang sudah diperoleh mahasiswa lulusan S-1
kependidikan dan S-1/D-IV non kependidikan.
• Analisis ini akan menentukan apa saja kegiatan
perkuliahan yang perlu ditambahkan untuk
kedua program tersebut. Sebagaimana diketahui,
dalam program PPG pasca S1 kependidikan
diperuntukkan bagi peserta didik yang
sebelumnya berasal dari S-1 kependidikan dan
menerima beban sks materi bidang studi tidak
sebanyak beban sks bidang studi S1 Non Dik.
• Pada program PPG untuk lulusan S-1
kependidikan perlu diberikan mata kuliah bidang
studi dalam bentuk subject specific pedagogy
(pendidikan bidang studi) dan program
pengalaman lapangan (PPL) kependidikan.
• Sedangkan pada program PPG pasca S1/D-IV
Non kependidikan diberikan mata kuliah
mengenai kompetensi akademik kependidikan
(pedagogik), bidang studi dalam bentuk subject
specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan
latihan mengajar atau Program Pengalaman
Lapangan (PPL).
TERIMA KASIH