8. HUKUM PAJAK INTERNASIONAL
Download
Report
Transcript 8. HUKUM PAJAK INTERNASIONAL
HUKUM PAJAK
INTERNASIONAL
OLEH
HARYONO.AS,S.PD
NIP.198403222008121002
SRI BIJAWANGSA
Diriwayatkan dari Abu Umamah, ra :
Saya Pernah Menghadap Rasulullah
saw, dan berkata : “Perintahkanlah
Kepada saya sebuah amal yg bisa
membuat saya masuk syurga, Belia
Menjawab : “Berpuasalah, Karena
tidak ada amal yg menandinginya”.
Kemudian saya datang lagi, dan nabi
tetap menjawab “ Berpuasalah”.
A. Pengertian
1. Rosendroff
HPI >> Keseluruhan dari Hkm. Pajak Nasional
Semua Negara.
2. P. Verloren van Themaat
HPI>> Keseluruhan Norma
(Kebiasaan/Traktat) Intrnasional yg membatasi
kedaulatan suatu negara dlm soal pajak.
3. PJA. Adriani.
HPI >>Keseluruhan peraturan yg mengatur
tartib hkm. & yg mengatur soal penyedotan daya
beli dimasing2 ngr.
HPI merupakan suatu kesatuan hkm.Yg mengupas
suatu persoalan yg diatur dlm UU nasional
mengenai :
1. Pemajakan thdp org2 LN
2. Peraturan2 Nas.utk menghidari pjk ganda
3. Traktat2.
Kesimpulan
Dalam HPI trdpt HPN jd tdk trbatas pd
Konvensi, traktat/kebiasaan internasional.
Norma2 HPI sering termaktub dalam HPN,
spt yg trkategori dlm pajak Internasional
berikut ini:
1. Ketentuan Menghndari Pajak Berganda.
2. Perlakuan Pajak Khusus/Tax Deductief
Dlm HPI terkandung Unsur
Asing, baik objek/subjek pajak
yg meliputi :
1. Objek Pajak yg berada di LN,
milik subjek pajak DN
2. Objek Pajak di DN Milik
Subjek Pajak Asing.
Unsur Asing yg meliputi Subjek Pajak Itu,
meliputi :
1. Subjek Pajak yg berada diindonesia itu
adalah orang asing yg trkena jg pajak
asing
2. Bangsa Indonesia merupakan wajib pajak
indonesia yg di LN
3. Org yg punya pendapatan di Indonesia yg
bertempat tinggal di LN.
B. Pajak Ganda Internasional
1. Volkendbond
PAGI terjadi apabila pajak2 dr
2ngr/lbh saling menindih sedemikian
rupa, sehingga org2 dikenakan pjk di
ngr2 yg lbh dr satu, memikul beban
pajak yg lbh bsr drpddikenakan pjk
di satu ngr saja.
Kesimpulan Pendapat Volkendbond
terdapat unsur2 PAGI.
1.
2.
3.
4.
Pajak 2 ngr yg saling menindih
Subjek pajak memikul beban lebih
besar dibanding dikenakan satu ngr.
Beban tambahan itu bkn diakibatkn
oleh adanya perbedaan tarif.
Pengenaan itu atas objek & Subjek
yg sama.
2. Fiscal Commite OECD
PAGI terjadi apabila terjadi
pembebanan pajak 2/lbh ngr
trhpd wajib pajak yg sama
untuk sesuatu jenis pajak.
Tertentu dlm periode wktu
yg sama.
3. Ottmar Buhler
1.
2.
PAGI arti Luas >>suatu tatbestand yg sama &
pd saat yg sama oleh bbrp ngr dikenakan pjk
yg sama/yg sifatnya sama.
PAGI arti Sempit>>Pajak yg bersangkutan
dikenakan pd subjek yg sama.
PAGI dalam Arti Luas
NEGARA A
NEGARA B
Keuntungan
PERUSAHAAN
INDUK
ANAK
PERUSAHAAN
C. PENYEBAB PAGI
Menurut Ottmar Buhler & Teichner
benturan hukum yg menjadi PAGI disebut
KOLLISIONSNORMEN.
Rochmat Soemitro menyebutnya Kaidah
Pertautan.
Adanya PAGI disebabkan beberapa hal :
1. Perbedaan Azas yg dipakai (Kedaulatan
Negara)
Terjadi Apabila Azas Sumber bertemu Azas
Domisili, Azas Kebangsaan bertemu dg Azas
sumber , dst.
Negara B
Domisili
Negara A
Kebangsaan
Negara C
Sumber
Negara D
Sumber
2. Domisili Rangkap
Terjadi apabila Negara A menggunakan
batasan domisili berturut2 setelah 6 bln.
Di Negara B digunakan Kehilangan
Domisili apabila meniggalkn ngr tsb 18
bln berturut2.
Jk Org dr Ngr B tgl di Ngr Aselama 7 bln
berturut2, maka Domisilinya Rangkap, Jk
Ngr A&B menggunakan Azas Domisili,
maka org tsb terkena PAGI.
3. Kebangsaan Rangkap
Terjadi Jk 2 Ngr Menggunakan Azas
Kwn yg berbeda yakni Ius Soli &
Ius Sanguinas, jika pengenaan pajak
berdasarkan Azas
Kewarganegaraan maka akan
terjadi PAGI pada seorang yg Dwi
Kewarganegaraan.
D. PENYELESAIAN PAGI
1. Cara Unilateral (Sepihak)
Dg memasukan ketentuan kdlm UUPN utk
menghindari PAGI, cara Unilateral melalui
beberapa Metode :
a. Tax Exemption
Hak Memungut pjk diserahkn kpd ngr
sumber.
Metode ini dibedakan 2 :
a). Pure Territorial Principle
b). Restricted Territorial Principle
a). Pure Territorial Principle
Terjadi apabila negara tmpt subjek
pajak berdomisili tdk mengenakan
pajak dr penghasilan LN ybst. Ngr
ybst hanya menarik pajak dari
penghasilannya didalam negeri,
biasanya menggunakan azas World
Wide Income
b). Restricted Territorial Principle
Berbeda dg sebelumya metode ini
memperhatikan penghasilan LN &
digunakan utk menetuka tarif Progresif
pajak yg diperoleh dr DN, Mis : Ngr
Domsili Menetapkan Tarif Umum Pajak.
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Tarif %
s/d $ 10.000
10 %
> $ 10.000 s/d $ 1.000.000
20 %
> $ 1.000.000
30 %
JK seorang domisili d Ngr tsb
berpenghasilan DN $ 600.000, dr
LN $ 750.000 totalnya = $
1.350.000, jk menggunakan
Restricted Territorial Principle
dikenakan tarif 30%, tp jk ngrnya
melepaskan hak domisilinya, maka
yg dikenakan $ 600.000 atau 20%
saja.
b). Tax Credit
Dilakukan Apabila Pajak Negara
Sumber, tdk melebihi pajak
negara domisili. Metode tax
credit dapat berupa.
1. Direct Tax Credit
2. In Direct Tax Credit
1. Direct Tax Credit
Terjadi jk Jumlah pajak
dikurangkan seluruhnya dg
jumlah pesntase pajak negara
sumber, apabila jlh pajak yg
dibayar dinegara sumber lbh
kecil drpd ngr domisili maka dpt
dikurangkan sepenuhnya (Full
Credit).
Contoh Direct Tax Credit
Mr. Syam domisili d Ngr X tdk pnya
penghasilan di Ngr X, ttp punya Permanent
Estabilishment d Ngr Y. tarif Pajak Ngr X40%
& Ngr Y 25%, pd suatu Thn Mr.Syam dpt laba
$100.000, jk tdk ada Tax Credit, maka Ngr Y
mengenakan pajak 25%X$100.000=$25.000,
sementara Ngr X
40%X$100.000=$40.000,Total Pajak $65.000
Total kena pajak=65%.
Jk Menggunakan Direct Tax Credit,
dikenakan pajak oleh negara sumber
25%X$100.000=$25.000, sdgkn Ngr
Domisili (4025)%X$100.000=$150.000,
Jd total pajak dibayar Mr.Syam Utk
pajak yg dibayar ngr Domisili &
Sumber=$40.000
Atau 40% dr laba kena paja.
2. In Direct Tax Credit
Metode ini dimaksudkan utk memberi Tax Credit
Kpd Perusahaan Induk DiNgr Domisli, thdp pjk yg
dibayar di Ngr Sumber, Cth : The Belachan sebuah
perusahaan Induk di Ngr X, mempunyai 100%
saham di PT. Jangkrik Di Ngr Y, Pd Suatu Thn
PT.Jangkrik Berlaba $100.000, Oleh Ngr Y pajak
40%, Sehingga sisa laba $60.000, laba ini Mjd
Penghasilan Bagi Induk Perusahaan Di Ngr X,
penghasilan di Ngr X& Y dpt dipajak Oleh Ngr X
Bagaimana Penerapan ITC Trhdp Masalah
Trsebut diatas, trhdp masalah tsb ada 2
Kemungkinan:
1). Apabila yg dipandang Sbg Penghasilan
$60.000 maka yg dpt dikreditkan
40% X $60.000=$24.000
2).Apabila penghasilan dipandang $100.000,
maka yg dpt dikrediktan adalah 40% X
$100.000 = $40.000
3. Fictitious Tax Credit/Tax Sparing
Ini merupakan perkembangan terbaru dalam
HPI, biasanya trjdi Krn ngr berkembang
menarik investor, salah satunya pajak tarif
rendah/tdk kena pajak. Sementara dr Ngr
Maju Memberi Tax Credit, dr keadaan ini
subjek pajak memperoleh keuntungan
ganda, Dr Ngr Berkembang mendapat
keringanan pajak.bebas, dr negara maju
mdpt Tax credit yakni 25% bkn 40%.
C. Reduced Rate For Foreign Income
Cara ini dilakukan dengan
memungut pajak didasarkan tarif
ringan diluar tarif umum
terhadap subjek pajak yg punya
penghasilan dr LN, jd tdk
dibebaskan sepenuhnya.
D. Tax Deduction For Foreign Income
Metode ini bkn tdk memungut pajak/
mengkreditkan dg Penghasilan LN, tp dg
memasukan pajak yg dibyar LN kdlm
komponen biaya, umumnya dasar
pengenaan pajak >Laba Bersih, yakni LKBiaya2&Pengeluaran Tertentu, yg menurut
UU dapat mengurangi LK, Pajak yg dibayar
Ngr Sumber dianggap sbg Biaya.
2. Cara Bilateral
Dilakukan Dg Perjanjian Internasional 2
Ngr, Perjanjian Menghindari Pajak
Internasional ini (Tax Treaty) sering
disebut : P3B (Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda), biasanya full tax credit/
bisa timbal balik = tdk memberatkan
subjek pajak
Keuntungan & Kelemahan P3B
Keuntungan
PAGI dpt diselesaikan menyeluruh
• Kelemahan
Tdk Mudah Mencapai Kesepakatan,
terlebih jk salah satu pihak
mempunyai posisi tawar tinggi
•
2 Model P3B
Model yg disusun Komite Fisikal
Organisasi Kerja Ekonomi &
Pembangunan/ OECD
(Organitation For Economic
Cooperatif & Depelopment
2. UN – Model yg disusun
berdasarkan Konvensi PBB.
1.
3. Cara Multilateral
Biasanya sejumlah Ngr Menandatangani
Traktat yg isinya menghindari PAGI,
seperti dalam Konvensi Wina Thn
1961, isinya jg Konsulat, Diplomat, &
Pejabat Lain dr NA dibebaskan pajak
dg syarat
1. Bukan WNI,
2. Tdk melakukan keg.lain/Berusaha,
3. Ngr ybst meperlakukan Timbal Balik
4. Kebiasaan Internasional
Bisa Dilakukan Jika :
1. Cara Un, Bl, Ml tdk bisa ditempuh.
2. Dalam UU PN tdk diatur PAGI
3. Tdk bisa Menyelesaikan Pertautan PAGI
4. Ngr Belum Meratifikasi Traktat
Internasional Mengenai PAGI
Hasilnya
Negara sumber yg berhak memungut pajak
(Tax Credit)
Kelak Kamu akan Ingat akan apa
yang aku katakan padamu. Dan
Aku Menyerakhan Urusanku
Kepada Allah. SWT
(Qs. Al-Mu’min (40):44)
DEMIKIAN & TERIMAKASIH