disini - WordPress.com

Download Report

Transcript disini - WordPress.com

METODA PENGENDALIAN
INVENTORI
Metoda Pengendalian Inventori dibedakan menjadi 3:
1. Metoda Pengendalian Inventori Secara Statistik (Statistical Inventory Control –
SIC)
2. Metoda Perencanaan Kebutuhan Material – PKM (Material Requirement
Planning – MRP)
3. Metoda Pengendalian Inventori Tepat Waktu (Just In Time – JIT)
1.
Metoda Pengendalian Inventori Secara Statistik
Mencari jawaban thd kebijakan optimal:
a. Penentuan ukuran lot pemesanan ekonomis (Economic Order Quantity –
EOQ)
b. Saat pemesanan dilakukan (reorder point)
c. Cadangan pengaman yg diperlukan (safety stock – SS)
1.1. Klasifikasi Metoda SIC
Secara statistik fenomena persoalan inventori dpt diklasifikasi mjd 3 kategori:
1.2. Persoalan inventori deterministik
Dibedakan atas :
a. Inventori deterministik statik (permintaan sepanjang perioda sama)
b. Inventori deterministik dinamik (permintaan sepanjang perioda berbeda)
Persoalan utama adalah menentukan besarnya stok operasi:
a. Berapa jumlah brg yg hrs dipesan utk setiap kali melakukan pemesanan?
b. Kapan saat pemesanan dilakukan?
Metoda:
a. Wilson – inventori deterministik statik
b. Wagner dan Within – inventori deterministik dinamik
1.3. Persoalan inventori probabilistik
Yi persoalan inventori dimana fenomenanya tdk diketahui scra pasti, ttp nilai
ekspektasi, variansi, dan pola distribusi probabilitasnya dpt diprediksi.
Persoalan utama:
a. Berapa jmlh brg yg hrs dipesan setiap kali pemesanan (EOQ)?
b. Kapan saat pemesanan dilakukan (reorder point)?
c. Berapa besarnya cadangan pengaman (safety stock)?
Metoda yg digunakan:
a. Metoda Q: ukuran lot pemesanan tetap tiap perioda
b. Metoda P: perioda tetap, ukuran lot pemesanan berubah2
1.4. Persoalan inventori tak tentu
Dibedakan mjd:
a. Persoalan inventori tak tentu berisiko terkendali: probabilitas permintaan
diketahui ttp pola distribusinya tdk diketahui
b. Persoalan inventori tak tentu berisiko tak terkendali: probabilitas permintaan
tdk diketahui sm sekali
Horizon perencanaan cukup pendek (jam, hari) – pemesanan dilakukan hanya
sekali
2.
Metoda Perencanaan Kebutuhan Material
Pemakaian metoda pengendalian inventori tradisional mjd krg efektif jk
digunakan dlm keadaan dimana tkt ketidakpastian tinggi dan tdp ketergantungan
kebutuhan antar a suatu komponen/material dgn komponen/material lainnya
(Bahagia, 2006)
2.1. Prasyarat dan Asumsi
Prasyarat:
a. Tersedia JIP: rencana produksi rinci yg menetapkan jenis dan jumlh serta
waktu suatu produk akhir hrs tersedia
b. Tersedia struktur produk: hierarki semua komponen dan bhan dlm
pembuatan suatu produk
c. Tersedia catatan status inventori: sekarang (on hand) dan yad/dlm
pesanan (on order) dan waktu ancang
Asumsi:
a. Adanya dta file terintegrasi yg berisi status inventori dan struktur
produk dan JIP
b. LT utk smua item komponen dan bhn diket scr pasti dan tdk bervariasi.
c. Tersedia mekanisme yg mampu memantau dan mengevaluasi status
inventori dan tahapan2 proses produksi dr bhn baku smp prdk jadi
d. Pengadaan dan pemakain komponen bersifat diskrit (dipesan dan
digunakan pd suatu titik wkt tertentu)
2.2. Masukan dan Keluaran PKM
2.2.1. JIP
Yi suatu rencana produksi yg menggambarkan hubungan antara jenis dan
kuantitas setiap jenis produk akhir dg wkt penyediaannya
Produk
Perioda
1
2
3
A
50
40
B
45
70
C
D
60
80
60
4
75
45
5
6
90
75
35
60
7
50
60
50
30
50
90
8
65
70
80
50
65
2.2.2. Status Inventori
Status inventori menggambarkan keadaan setiap komponen atau bahan yg
tdp dlm sistem inventori:
a. Jmlh inventori di gudang (inventory on hand)
b. Jmlh brg yg sdg dipesan dan kpn tiba (inventory on order)
c. Waktu ancang (lead time) setiap bahan/komponen.
I t  I t 1  Q t  D t
It = inventory on hand (saat ini) – berharga positif atau negatif
It-1 = inventori pd perioda sebelumnya
Qt = inventory on order
Dt = jmlh keburuhan selama perioda t
Status Inventori Produk A
Perioda
0
1
kebutuhan kotor
2
50
Inventory on order
Inventory on hand
3
40
4
75
100
100
50
110
5
90
6
7
8
75
50
60
50
-30
-80
-140
-190
100
35
45
2.2.3. Sruktur Produk
Yi kaitan antara produk dgn komponen2 penyusunnya mulai bahan baku
smp produk jadi:
a. Jenis komponen
b. Jmlh yg dibutuhkan
c. Tingkat penyusunannya
2.2.4. Ciri MRP
a. Menentukan jmlh material serta waktu pemesanannya dlm rangka
memenuhi permintaan produk akhir yg sdh direncanakan dlm JIP
b. Menentukan jadwal pembuatan komponen yg menyusun produk akhir.
c. Menentukan pembatalan pesanan (jika produksi sendiri mampu memenuhi
kekurangan)
d. Menentukan penjadwalan ulang produksi atau pembatalan atas suatu
jadwal produksi yg sdh direncanakan.
2.2.5. Langkah Dasar Proses MRP
a. Netting
Yi proses perhitungan kebutuhan bersih utk setiap perioda selama horizon
perencanaan
 D t  I t 1  Q t jika D t  I t 1  Q t  0
Rt  
jika D t  I t 1  Q t  0
0
Rt = kebutuhan bersih pd perioda t
Dt = kebutuhan kotor pd perioda t
It-1 = inventori brg pd akhir perioda t-1
Qt = rencana penerimaan brg pd perioda t
Status Inventori Produk A
Perioda
kebutuhan kotor
1
2
50
Inventory on order
3
40
4
75
100
5
90
6
7
8
75
50
60
50
100
Inventory on hand
50
110
35
45
-30
-80
-140
-190
Kebutuhan bersih
0
0
0
0
30
50
60
50
b. Lotting
Yi proses penentuan besarnya ukuran lot pesanan ekonomis utk memenuhi
kebutuhan bersih beberapa perioda sekaligus (jmlh pemesanan yg tetap atau
perioda pemesanan yg tetap
c. Offsetting
Yi proses penentuan saat dilakukannya pemesanan (planned order release)
shg kebutuhan bersih dpt dipenuhi – reorder point
d. Exploding
Yi proses perhitungan dr ketiga langkah di atas (netting, lotting, dan
offsetting) yg dilakukan utk item/komponen di bawahnya.
Contoh: proses exploding komponen bottom utk produk kaleng kemasan.
Kebutuhan kotor diambil dr JIP produk A. Waktu ancang komponen bottom
1 perioda, sedangkan utk plat polos 2 perioda
Proses Exploding Produk A
Kaleng kemasan: level 0
0
1
kebutuhan kotor (Dt)
2
50
3
40
Inventory on order
4
75
90
100
Inventory on hand
100
Kebutuhan bersih
5
8
75
50
60
50
50
110
35
45
-30
-80
-140
-190
0
0
0
0
30
50
60
50
30
50
60
50
50
60
50
Rencana pemesanan - POR
30
0
7
100
Lot pemesanan
Bottom: level 1
6
1
2
3
4
kebutuhan kotor (Dt)
5
6
7
8
30
50
60
50
Inventory on order
Inventory on hand
50
Kebutuhan bersih
50
50
50
20
-30
-90
-140
0
0
0
0
0
30
60
50
0
30
60
50
60
50
Lot pemesanan
Rencana pemesanan - POR
Plat polos: level 2
30
0
1
2
3
4
kebutuhan kotor (Dt)
5
6
7
750
1500
1250
-750
-2250
-3500
Kebutuhan bersih
750
1500
1250
Lot pemesanan
750
1500
1250
Inventory on order
Inventory on hand
Rencana pemesanan - POR
0
0
0
750
0
1500
1250
8
3.
Metoda Just In Time (JIT)
a. Hakikat metoda JIT adalah melakukan efisiensi (penghematan) dlm setiap
proses, yi dgn mengeliminasi pemborosan (waste)
b. Monden (1986), produksi JIT berarti produksi sesuai dgn jenis yg diminta,
dgn ukuran lot yg kecil dan disediakan utk segera digunakan shg tdk ada
penumpukan inventori.
c. Prinsip dsr JIP: memproduksi atau menyediakan brg sesuai dgn jenis yg
diperlukan, sejmlah yg diminta, dan diserahkan pd saat yg dibutuhkan – zero
inventory.
d. Metoda JIT = metoda Kanban
Kanban ada 2 macam
i. Kanban produksi: mengatur dan mengendalikan produksi di lantai pabrik
(shop floor)
ii. Kanban pemasok: mengatur dan mengendalikan bahan baku dr pemasok
k pabrik.
Metoda SIC dan MRP
Metoda JIT
Perhitungan menggunakan konsep
optimasi
Perhitungan mengunakan konsep
efisiensi
Push system dimana produksi dilakukan
mendahului permintaan riilnya
Pull system dimana produksi dilakukan
sesuai dgn permintaan aktual