Transcript Materi_9

INTRODUCTION OF DESIGN METHODE
Divergence
merupakan pola analisis yang cenderung memperluas lingkup penelaahan ke segala hal yang berkaitan
dengan tujuan desain guna mendapatkan solusi yang diinginkan, sesuai dengan makna harafiah divergence
dalam bahasa lnggris yang berarti menyebar. Karakteristik utama tahap divergence antara lain:

Sasaran desain tidak ditetapkan secara pasti dan dianggap masih bersifat tentatif.

Batas lingkup permasalahan juga tidak ditetapkan secara pasti.




Kesimpulan evaluasi tidak segera ditetapkan sampai segala hal yang terkait (relevan)
dipertimbangkan.
Design brief (dari sponsor atau pemberi tugas) dianggap sebagai titik awal penelaahan masalah,
bila perlu bisa diubah atau direvisi sesuai perkembangan kondisi dan situasi yang dihadapi (akan
tetapi selalu harus dengan persetujuan pemberi tugas). Sasaran desainer adalah mengembangkan
ketidak pastian untuk menghindari keputusan prematur dengan mengkaji ulang pemikiran sebelumnya
berdasarkan sejumlah informasi baru yang dianggap relevan.
Sasaran penelaahan adalah menguji kepekaan sponsor pemberi tugas, calon pengguna, pasar, dan
pihak lain yang terkait dengan keputusan desain.
Pada tahapan ini analisis dengan metode kotak hitam maupun kotak kaca digunakan secara
pragmatis dan proporsional. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sasaran telaah divergence
adalah merusak atau mendekonstrvksi desain brief awal, sambil berusaha mengidentifikasi lebih luas
situasi yang dihadapi untuk menggugah perubahan keputusan yang berharga dan yang dapat
terlaksana (feasible).
Transformation
Tahap divergence diikuti oleh tahap transformation (transformasi).
Berdasarkan hasil telaah analisis divergence, tahap transformasi berusaha mengungkapkan pola-pola,
kecenderungan dan arah-arah yang akan mempengaruhi keputusan desain. Hal ini dihasilkan melalui
analisis atau pemikiran kreatif tingkat tinggi. Dalam tahapan ini masalah konseptual maupun teknis
dipertimbangkan secara simultan
Karakteristik utama tahap transformasi antara lain:
 Sasaran utama desain diarahkan berdasarkan telaah divergence, menghasilkan polapola pikir yang nantinya memungkinkan tahap berikutnya (convergence) menetapkan
satu keputusan tunggal. Dalam hal ini penetapan pola diartikan sebagai pemikiran
(tindakan) kreatif, mengubah masalah yang rumit (kompleks) menjadi sederhana,
menetapkan prinsip-prinsip penting yang perlu penekanan serta mengabaikan hal-hal
yang tidak penting.
 Dalam tahap ini sasaran-sasaran, design brief dan lingkup permasalahan mulai
ditetapkan bilamana variabel-variabel kritis telah teridentifikasi, konstrain dipahami
dan peluang-peluang dinilai untuk dimanfaatkan.
 Masalah diurai ke dalam sub-sub masalah dan dinilai apakah sub-sub masalah itu
dapat dipecahkan secara berurutan, secara paralel atau relatif terisolasi.
 Syarat paling penting tahap transformation adalah kebebasan mengubah sasaran
antara (sub -goals) untuk menghindari terlalu banyaknya kompromi dan kecepatan
meramalkan konsekuensi serta keterlaksanaan (feasibility) sasaran tersebut.
 Aspek pribadi sangat berperan pada tahap ini terutama didasari pengalaman serta
kemampuan desainer pengambil keputusan dalam memahami seluruh persoalan yang
dihadapi.
Convergence


Secara harafiah convergence berarti memusat. Pada tahap ini
sasaran desainer memil.ih (hanya) satu dari banyak alternatif
keputusan desain yang terungkap dan ditawarkan pada tahap
divergence maupun tahap transformasi. Secara umum dapat
dikatakan bahwa sasaran tahap konvergensi adalah mengurangi
alternatif sehingga menjadi satu pilihan tunggal keputusan desain
secepat mungkin.
Keteguhan dan kekakuan sikap diperlukan untuk menetapkan satu
pilihan alter-natif desain, sedangkan fleksibilitas berpikir dan
keraguan harus dihindari. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa
dalam masalah desain ini keputusan terakhir adalah keputusan
optimal. Tidak pernah ada keputusan yang sempurna. Yang ada
hanya keputusan yang optimal. Selalu tersisa kelemahan yang tidak
dapat dihindari, yang hanya dapat diminimalkan
Tataran Pengambilan Keputusan Desain





Karena luasnya spektrum permasalahan dan pemikiran dalam
proses perancangan maka keputusan desain dapat dikategorikan
dalam empat tataran atau level, yaitu:
Tataran Komunitas (Community Level). Contoh: Pilihan jenis pusa:
pembangkit listrik, sistem transportasi massal sebuah kota, pola
permukima-penduduk kota, dan lainnya.
Tataran Sistem (System Level). Contoh: Sistem pengondisian udara
dalam gedung, sistem pengelolaan sampah kota, sistem pelayanan
tamu di sebuah restoran, dan lainnya.
Tataran Produk (Products Level). Contoh: Raket tenis, penyedot
debu, lemari es, mobil, sepeda, dan lainnya.
Tataran Komponen (Components Level). Contoh: Radiator, peredam
keju-. (shock breaker), ban, baterai, engsel, dan lainnya.
METODE ANALISIS UNTUK EKSPLORASI DAN
EVALUASI

Dalam proses perancangan, untuk keperluan eksplorasi gagasan maupun
untuk menilai keputusan yang telah ditetapkan, digunakan beberapa metode
analisis, antara lain Brainstorming, Synectics, SWOT Analysis dan Cost-Benefit
Analysis
Brainstorming merupakan percakapan diskusi dimana setiap orang
diharapkan membantu untuk menyumbangkan pemikiran secara bebas
Synectics
Metode eksplorasi synectics pada prinsipnya sama dengan brainstorming,
yaitu menggugah gagasan-gagasan segar dari sekelompok individu terpilih.
Hal yang khusus pada synectics adalah bahwa individu anggota tim berasal dari
belakang keahlian yang lebih luas, termasuk dari luar bidang desain
(antara lain bidang manajemen, rekayasa, sosial, dan lainnya).
Selain itu synectics juga dilaksanakan dengan tahapan kerja yang lebih rumit dan
kurun waktu yang lebib lama. Pengungkapan gagasan terutama dilakukan melalui
analogi dari pengalaman para anggota tim.
Analisis SWOT
Analisis SWOT terutama dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan
tujuar meminimumkan risiko yang mungkin timbul








. Langkahnya adalah dengar mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta
meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan
perancangan yang telah diambil. Langkah analisis: Mengkaji hal atau gagasan yang akan
dinilai dengan cara memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan
(strengthi. kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).
Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek yang
dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.
Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi Strategi Pemecahan
Masalah, Perbaikan, Pengembangan, clan Optimalisasi.
Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang
dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami.
Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:
Strategi PE - KU / Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang menjadi kekuatan.
Strategi PE - LEM / Peluang clan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi
kelemahan.
Strategi A - KU / Ancaman clan kelemahan: Mengenali clan mengantisipasi ancaman untuk
menambah kekuatan.
Strategi A - LEM / Ancaman clan kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk
meminimumkan kelemahan
Cost - Benefit Analysis




Dalam proses perancangan sesuatu yang telah diputuskan atau akan diputuskan selalu terkandung dampak positif yang mendatangkan manfaat
(benefit) maupun dampak negatif yang merupakan beban atau biaya (cost) bagi manusia serta lingkungan sekelilingnya.
Cost-benefit analysis lazim dilaksanakan sebelum suatu rancangan diputuskan dengan tujuan meminimumkan dampak negatif yang mungkin timbul
dengan memilih satu di antara beberapa alternatif keputusan perancangan dengan memperbandingkan segala konsekuensi yang timbul dari setiap
alternatif yang dipilih, baik yang bersifat negatif dan akan menjadi beban (cost), maupun yang besifat positif (benefit).
Prinsip analisisnya hampir sama dengan SWOT analysis. Perbedaannya, pada cost-benefit analysis, semua hal yang dinilai, baik kuantitatif maupun
kualitatif, ditetapkan nilainya dengan harga uang, baik yang biayanya dapat dikalkulasi (dikuantifikasi) maupun yang tidak.
Untuk hal yang tidak dapat dikalkulasi maka dilakukan estimasi (perkiraan) biaya. Contoh kasus: Pembangunan kota satelit untuk permukiman baru di
wilayah pinggir kota.

Benefit yang didapat, antara lain:

Pertambahan jumlah rumah tinggal bagi warga kota (dapat dikalkulasi dengan menjumlah harga rumah dan pajak / PBB).

Mengurangi kemacetan lalu-lintas di pusat kota dengan menyebar pusat-puw kegiatan ke lingkungan permukiman (tidak dapat dikuantifikasi).

Peningkatan aktivitas perekonomian dan lapangan kerja bagi pendud.:*. sekeliling (tidak dapat dikuantifikasi).

Kualitas lingkungan fisik pemukiman yang lebih sehat dan nyaman / panorama indah (tidak dapat dikuantifikasi).

Harga diri atau gengsi yang ditawarkan bila bertempat tinggal di permukiman baru tersebut (tidak dapat dikuantifikasi).

Cost yang timbul antara lain:


Biaya pembebasan lahan / ganti rugi tanah (dapat dikuantifikasi).

Biaya pematangan lahan dan jalan, listrik, air (dapat dikuantifikasi).

Biaya pembangunan rumah tinggal (dapat dikuantifikasi).

Kerusakan lingkungan / daerah resapan air hujan, konservasi flora dan satwa

langka (tidak dapat dikuantifikasi).

Marginalisasi pemilik lahan / penduduk asli (tidak dapat dikuantifikasi).
Setelah seluruh butir kategori cost dan benefit dikuantifikasi dengan jumlah uang maka kemudian diperbandingkan untuk kemudian dipergunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan.