Social Judgement Theory (SJT)

Download Report

Transcript Social Judgement Theory (SJT)

Social Judgement Theory
Muzafer Sherif
• Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Muzafer
Sherif dan Carl Hovland pada tahun 1961.
• Secara epistemologis, interpretasi umum atas
teori ini yakni dalam hal orang selalu menilai
pesan – pesan yang mereka terima
• Secara ontologis, teori ini bersifat deterministik,
dimana perilaku seseorang bisa diprediksi
• Secara aksiologis, teori ini bersifat netral nilai,
artinya proposisinya bersifat obyektif
• Fokus teori ini pada proses internal individu
dalam menilai pesan yang dikomunikasikan
• Para peneliti berusaha mengembangkan teori ini,
beberapa isu yang diusung – kemungkinan
seseorang untuk mengganti posisinya,
kemungkinan perubahan sikap, toleransi dari
orang lain dan tingkat komitmen pribadi
• Menurut teori ini, perubahan sikap didasakan
pada tingkat keterlibatan penerima pesan,
struktur rangsangan dan kredibilitas sumber
pesan
• Social Judgement Theory (SJT) mengatakan apa yang
terjadi di kepala kita.
• Menurut Muzafer Sherif, alam bawah sadar memilah
ide yang terjadi ketika memberikan persepsi
• SJT memperluas fokusnya pada konsep persepsi di
studi persuasi
• SJT menyatakan, bahwa perubahan sikap seseorang
terhadap objek sosial dan isu tertentu merupakan hasil
proses pertimbangan (judgement) yang terjadi dalam
diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang
dihadapai
• Sherif melihat attitude sebagai campuran dari
tiga zona :
• Latitude of acceptance – lintang penerimaan
• Latitude of rejection –lintang penolakan
• Latitude of noncomitment – lintang
ketidakterlibatan
• Sherif berpatokan pada reference points
(kerangka rujukan), dalam mempertimbangkan
isu atau objek sosial.
• Sherif menegaskan tindakan menyortir pesan ini
dilakukan oleh alam bawah sadar kita, terjadi
sesaat setelah proses persepsi
• Latitude of acceptance
* Terdiri dari pendapat – pendapat yang masih
dapat diterima dan ditoleransi
• Latitude of rejection
* Mencakup pendapat atau gagasan yang kita
tolak karena bertentangan dengan kerangka
rujukan kita
• Latitude of noncommitmen
* Terdiri dari pendapat atau pesan – pesan
persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita
terima
Ego Involvement – How much do you care ?
• Ego Involvement merujuk pada seberapa
krusial isu itu terhadap hidup kita
• Ego Involvement juga merupakan bagian dari
sikap kita dalam kelompok dimana kita berada
• Seorang yang tidak peduli terhadap isu,
biasanya mempunyai rentang nonkomitmen
yang lebar
• Kita perlu memahami hubungan antara ego
involvement dan tiga zona sikap tersebut, agar
bisa memahami bagaimana proses mental yang
disampaikan dalam SJT ketika seseorang
memperhatikan sebuah pesan
• Menurut Sherif, persuasif adalah proses 2 tahap.
Pertama, terjadi ketika seseorang mendengar
(membaca) pesan dan mengevaluasi dimana
mereka berpikir akan vis a vis dengan posisi
mereka.
• Kedua, seorang bisa beradaptasi atau menjauh
dari pesan yang dia dengar
Judging the message : contrast and
assimilaton errors
• Sherif menyebutkan ada 2 macam efek yang
muncul akibat proses menilai
• Efek asimilasi
* terjadi ketika pesan jatuh pada rentang
penerimaan pesan – pesan tersebut mendekati
kerangka rujukan yang ada.
* Saat pesan mendekati kerangka rujukan, maka
pesan tersebut dianggap mirip dengan patokan
yang ada dan dijadikan satu kelompok
• Efek kontras
* Kontras merupakan distorsi perseptual yang
mengarah pada polarisasi ide.
* Menurut sherif, hal tersebut terjadi hanya
ketika pesan jatuh pda rentang penolakan.
* Jika hadir dalam rentang penolakan, maka
pesan tersebut cenderung bertentangan
dengan frame of reference seseorang
Discrepancy and attitude change
• Menilai seberapa dekat atau jauh sebuah
pesan dari posisi ‘jangkar’ kita adalah tahap
pertama perubahan sikap.
• Merubah ‘jangkar’ kita adalah sebuah respon
yang kedua. Sherif menekankan, bahwa kedua
proses tersebut biasanya berada pada level
kesadaran.
• Sherif, mereduksi pengaruh interpersonal
terhadap pesan dan posisi pendengar.
• Seperti seluruh penjelasan tentang kognisi, SJT
berasumsi bahwa struktur mental dan prosesnya
ada dalam “behind the eyes” dimana tak
seorangpun mampu melihatnya.
• Benarkah setiap orang membawa sekumpulan
skala di kepala mereka yang digunakan untuk
mengukur setiap ide yang mereka dengar ?
Bagaimana kita tahu ?
• Jika benar tiga lintang Sherif ada di sana,
bagaimana praktisi persuasi bisa menemukan
pada rentang mana mereka memilih ?
• Meski masih banyak pertanyaan di seputar
SJT, ini merupakan konsep elegan dari proses
persuasi.
• Teori ini berusaha untuk menentukan kondisi
dimana perubahan ini berlangsung dan
memprediksi arah serta seberapa besar
perubahan sikap
• SJT bisaditerapkan dalam studi tentang
analisis audience dan riset pasar
• Selengkapnya baca di
Griffin. 2012. A First Look At Communication
Theory. Eighth edition. McGraw Hill. New York
(Chapter 15)