p - Gapki kalbar

Download Report

Transcript p - Gapki kalbar

1

Mapping Isu Usaha Perkebunan Nasional

Perkebunan Nas Sbg usaha andalan Konflik lahan 1 8 Permasalahan Umum bisnis Intervensi asing Isu lingkungan 2 3 DELAPAN ISU USAHA PERKEBUNAN NASIONAL

6

7 Persaingan bisnis

5

Produksi hingga ekspor 4 Kebijakan dan regulasi

2

PEMETAAN MASALAH

LN EKS, LEGIS & YUDIKATIF _

Persepsi

?

?

P LN EKS, LEGIS & YUDIKATIF +

Komitmen

P+ P’USAHA ?

MASY P’USAHA MASY P =

Terwujudnya usaha industri kelapa sawit sebagai salah satu unggulan perkebunan nasional yang berkelanjutan berbasis ramah lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat

3

UPAYA OPTIMALISASI INDUSTRI KELAPA SAWIT SBG SALAH SATU UNGGULAN PERKEBUNAN NASIONAL

INTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN EKS, LEGIS & YUDIKATIF PERSEPSI ?

P P’USAHA ?

?

MASY SUBJEK

- PEMERINTAH - ASOSIASI - PENGUSAHA - MASYARAKAT

OBJEK

- EKSEKUTIF - LEGISLATIF - YUDIKATIF - PENGUSAHA - MASYARAKAT

METODA REGULASI

SOSIALISASI SINERGITAS KOMUNIKASI SINKRONISASI KOORDINASI MEDIASI MUSYAWARAH KAMPANYE MEDIA

EKS, LEGIS & YUDIKATIF KOMITMEN P’USAHA P+ MASY EXTERNAL PELUANG KENDALA FEED BACK

4

KESIMPULAN

5

S A R A N

6

USAHA PERKEBUNAN SEBAGAI BISNIS ANDALAN

1

 Memanfaatkan pertumbuhan penduduk sbg potensi pasar  Mendukung energi alternatif a.l sbg Bioavtur mulai 2016 (Sekjen Kemenhub )  Memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial secara signifikan di Indonesia  Penyelamat perekonomian Indonesia ketika krisis  Sawit menopang PDB

Sejumlah

14,79% (Ditjen P’kebunan Kementan)  Menyerap banyak tenaga kerja  Berperan sebagai pionir dalam pembangunan wilayah pedalaman

USAHA PERKEBUNAN SEBAGAI BISNIS ANDALAN PROSPEK CERAH USAHA PERKEBUNAN NASIONAL

1

 Letak geografi, kondisi & luas tanah Indonesia bepotensi sangat besar untuk berperan dalam usaha perkebunan nasional  Kebutuhan produk kelapa sawit dalam negeri dapat terpenuhi dan berkelanjutan apabila ada komitmen kebijakan Nas  Indonesia diprediksi akan terus mendominas i khususnya ekspor minyak kelapa sawit, shg akan memberikan peluang usaha perkebunan Nas  Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan tarif bea keluar (BK) TMT 1 Okt’14 adalah 0 % CPO  Komitmen Pemerintahan baru 

Indonesia Scenario 2045

PERMASALAHAN UMUM BISNIS

AKSI KRIMINALITAS TERHADAP USAHA PERKEBUNAN SAWIT NASIONAL

 Maraknya pencurian TBS (Tandan Buah Segar)  Belum ada penanganan scr komprehensif & berlanjut thdp bisnis penampungan hasil perkebunan tanpa izin  Belum tertangani dengan baik proses alih fungsi dan perambahan hutan  Masih terdapat indikasi pembakaran lahan untuk membuka usaha perkebunan sawit nasional

2

PERMASALAHAN UMUM BISNIS

2

 Tata ruang tentang lahan perkebunan sawit belum terdata dan terwadahi dalam Peraturan pelaksanaan UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang  Infrastruktur masih buruk, khususnya di bagian timur Indonesia, mengakibatkan naiknya biaya transportasi

PERMASALAHAN LAHAN USAHA

 Perpanjangan moratorium izin baru berpengaruh berkurangnya produksi (

Inpres Nomor 6 tahun 2013 Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut)

 Keterbatasan kepemilikan lahan perkebunan (

Permentan No. 98/2013)

3

ISU LINGKUNGAN

KAMPANYE NEGATIF MELALUI ISU LINGKUNGAN

 Usaha perkebunan sawit nasional merupakan penyebab deforestasi di Indonesia  LSM Lingkungan tidak puas terhadap peraturan pemerintah dalam rangka mengurangi tingkat deforestasi  Kampanye negatif untuk menurunkan produksi usaha perkebunan sawit nasional untuk menekan keberhasilan Indonesia menjadi eksportir utama di dunia  Indonesia dianggap paling banyak melakukan deforestasi dan alih guna lahan gambut, walaupun faktanya Tiongkok dan Rusia adalah negara yang paling banyak melakukan deforestasi

3

KAMPANYE NEGATIF MELALUI ISU LINGKUNGAN

ISU LINGKUNGAN

 WWF menuding usaha perkebunan sawit tdk dilakukan pd lahan-lahan yg terlantar atau terdegradasi, shg mengorbankan hutan alam atau lahan gambut  Tata Ruang Kawasan hutan baik lindung maupun produksi masih tumpang tindih dg usaha perkebunan sawit  Usaha perkebunan sawit nasional dituding menimbulkan kerusakan lingkungan , mengkonversi hutan, menimbulkan masalah sosial seperti emisi karbon dan mengganggu kelestarian orang utan

3

ISU LINGKUNGAN

PERUBAHAN IKLIM

 Pengubahan hutan alami untuk usaha perkebunan sawit nasional menghasilkan emisi gas rumah kaca  Konsep membuka usaha perkebunan sawit Nas utk melawan perubahan iklim blm mendapatkan pemahaman positif dari pemerhati lingkungan

4

PRODUKSI HINGGA EKSPOR

 Salah satu pemicu penurunan ekspor Nas adalah merosotnya ekspor CPO ( Bisnis.com Okt 2014 )  Tekanan penurunan harga CPO disebabkan oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan di negara Uni Eropa, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan India ( Iran Indnesia Radio 23 Okt 2014 )

PENURUNAN EKSPOR HASIL USAHA PERKEBUNAN SAWIT NASIONAL

 Budaya kinerja dan disiplin pelaku bisnis kelapa sawit masih rendah , shg hsl produksi menurun  Situasi ekonomi dan terbitnya beberapa kebijakan penggunaan minyak nabati di negara tujuan ekspor telah menggerus ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia ( http://www.merdeka.com 2014 )

KEBIJAKAN DAN REGULASI

5

KEBIJAKAN USAHA PERKEBUNAN SAWIT NASIONAL BELUM JELAS

 Instruksi Presiden No. 6/2013 dinilai bukan solusi komprehensif, karena lahan gambut yang tidak dibudidayakan justru menyumbang emisi lebih besar  PP No 71/2014 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (PPEG) mematikan investasi perkebunan kelapa sawit senilai Rp. 136 triliun di lahan gambut seluas 1,7 juta hektar

(GAPKI)

 Berlakunya PP PPEG mengakibatkan devisa ekspor senilai Rp. 103,2 triliun akan menguap dan 340.000 pekerja langsung sektor perkebunan, selain pabrik dan kontraktor pemasok, bakal menganggur

(

Antara – Kam, 16 Okt 2014

)

 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98 Tahun 2013 yang membatasi kepemilikan lahan perkebunan mempengaruhi produksi

KEBIJAKAN DAN REGULASI

REGULASI ASING MENGHAMBAT EKSPOR USAHA PERKEBUNAN NASIONAL INDONESIA

5

 Produk usaha perkebunan sawit sering terganggu oleh tuntutan regulasi asing yang sifatnya berlebihan, al : Tiongkok mulai memberlakukan Standar Residu Pestisida. Regulasi baru ini mencakup 387 pestisida termasuk untuk produk minyak makan.

 Adanya anggapan dari Uni Eropa & Amerika Serikat bahwa minyak sawit Indonesia dihasilkan dari proses yang merusak lingkungan  Respon Parlemen Eropa untuk membatasi pembukaan lahan sawit besar-besaran di Indonesia karena adanya tuntutan masyarakat sipil Indonesia, masyarakat adat, masyarakat lokal dan perempuan Indonesia

PERSAINGAN BISNIS

6

 Industri sawit dalam negeri baru menggunakan merek dagang pada thn 2015 ( Permendag No 80/M-DAG/PER/10/2014 )  Negara besar produsen minyak nabati lain (al. Kedelai, biji rapessed, bunga matahari dan lainnya) terutama Amerika mempunyai kepentingan utk melindungi petaninya.

PERSAINGAN BISNIS GLOBAL DAN DAYA SAING NASIONAL LEMAH

 Brazil dan Afrika akan menjadi pesaing bagi industri Sawit Global.

 Belum ada upaya melawan kampanye anti sawit yang dipesan oleh negara-negara pesaing minyak sawit (al. minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak bunga matahari, dsb.) yang umumnya menjadi andalan negara-negara Eropa & Amerika.

INTERVENSI ASING

7

PERSAINGAN BISNIS GLOBAL DAN DAYA SAING NASIONAL LEMAH

 Manuver Amerika Serikat melalui blok perdagangan

Trans Pacific Partnership

(TPP) hancurkan usaha perkebunan sawit Indonesia.

 Strategi yg terbaru adalah mengeluarkan Surat peringatan dari

Enviromental Protection Agency

(EVA) yg menyatakan bahwa emisi CPO Indonesia kurang dari 20% emisi minyak fosil.

 Empat negara ASEAN bergabung ke dalam blok perdagangan TPP yang disponsori AS akan mempengaruhi usaha perkebunan sawit nasional.

 Adanya paket DHL (Demokrasi, HAM, dan Lingkungan Hidup) menghancurkan kedaulatan dan ketahanan pertanian dan perkebunan Nasional .

 Adanya kampanye negatif mewajibkan pencantuman label “

No Palm and Without Palm

” pada produk makanan di Eropa.

 Langkah Amerika membendung pengaruh dan kekuatan Cina di kawasan Asia Pasifik.

KONFLIK LAHAN

8

 Kepemilikan lahan usaha perkebunan nasional yang luas akan mengurangi lahan pangan untuk menyediakan kebutuhan pangan pokok Nas dan berkurangnya kepemilikan lahan masyarakat.

PERLUASAN LAHAN USAHA PERKEBUNAN MEMPERSEMPIT LAHAN PANGAN & SENGKETA LAHAN ANTARA PERUSAHAAN DAN PETANI

 Sengketa lahan perkebunan seperti lingkaran setan karena Pemerintah terkesan lempar tanggungjawab dan adanya peraturan yang tumpang tindih.